Menaker: Kabar Demo Buruh Protes TKA China di Morowali Cuma Hoaks

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 25 Januari 2019 | 22:48 WIB
Menaker: Kabar Demo Buruh Protes TKA China di Morowali Cuma Hoaks
Menaker Hanif Dhakiri di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/10/2018).(Suara.com/Dwi Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri menjelaskan bahwa terkait demo pekerja di PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, bukan soal tenaga kerja asing (TKA) China, melainkan perihal upah buruh.

"Semua demo pekerja di Morowali menuntut kenaikan upah minimum sektoral kabupaten (UMSK), bukan demo TKA China atau demo menolak TKA China," kata Hanif melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (25/1/2019).

Dia melanjutkan, tuntutan kenaikan USMK tersebut saat ini prosesnya sedang ditangani oleh otoraitas yang ada di daerah, termasuk mediasi hingga ke pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

Oleh karenanya, Hanif berharap kepada seluruh masyarakat untuk tidak termakan hoaks seluruh pekerja di Morowali yang dipelintir menjadi demo TKA China atau demo menolak TKA China.

"Jangan termakan hoaks, jangan ikut menyebarkan hoaks, dan waspadai adu domba atau propaganda yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Hanif.

Hanif menegaskan, perjuangan para pekerja adalah perjuangan yang mulia.

"Saya minta agar jangan sampai dinodai dengan berbagai informasi hoaks, berita palsu dan hal-hal senada yang meresahkan. Saya harap agar persoalan UMSK di Morowali menemukan solusinya dalam waktu dekat," kata dia.

Terkait tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia, Menaker menghimbau supaya masyarakat tidak perlu khawatir karena mereka tidak akan mengambil lapangan kerja penduduk Indonesia.

"Tenaga kerja asing muncul sebagai risiko dari investasi. Para investor akan membawa pekerja dari negaranya, namun jumlahnya terkendali. Jauh lebih besar lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat Indonesia dari hasil investasi tersebut," tutur Hanif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI