Suara.com - Fenomena alam Super Wolf Blood Moon atau Gerhana Bulan Serigala, telah mencapai puncaknya pada hari Senin (21/01/2019) kemarin. Saat itu, diketahui ada kejadian meteorit tabrak Bulan yang terekam.
Selama gerhana Bulan, beberapa orang yang mengamati melihat kilatan kecil. Muncul bintik kuning-putih singkat di permukaan Bulan selama siaran online berlangsung.
Baca Juga : Mematikan, Debu Bulan Ternyata Menyebabkan Kanker
Sebagian orang harus mengamati melalui siaran online karena Super Wolf Blood Moon, karena hanya terlihat dari Amerika Selatan, Amerika Utara, sebagian wilayah barat Eropa dan Afrika.
Baca Juga: Pekan Depan Eropa dan AS Nikmati Gerhana Bulan Total Terakhir
Sebuah kilatan kecil atau titik putih terlihat menabrak permukaan Bulan.
Profesor Astrofisika Jose Maria Madiedo di University of Huelva Spanyol telah mengungkap kalau sebuah meteorit telah menabarak Bulan.
Dampak meteorit bulan telah difilmkan sebelumnya, tetapi tidak selama gerhana Bulan. Sebelumnya, Madiedo mempunyai firasat akan ada ''sesuatu yang terjadi'' sehingga ia menggandakan jumlah teleskop.
Baca Juga : Buat Video Ala Roket, Gadis Ini Akhirnya Ke Bulan
Dikutip dari Newscientist, Madiedo membawa 8 teleskop khusus, padahal untuk kejadian sebelumnya hanya 4 teleskop.
Baca Juga: Sayang, Super Blood Moon 2019 Tidak Mampir ke Indonesia