Suara.com - Setelah viral di media sosial, pasangan calon presiden dan wakil presiden fiktif, Nurhadi Aldo menjadi sorotan media asing. Salah satunya adalah media internasional The Guardian yang sempat memuat fenomena Nurhadi Aldo.
Sebuah artikel berjudul "Vote 'Dildo for Indonesia': rivals for president find young voters hard to please" yang diterbitkan The Guardian, terlihat foto editan berisi Nurhadi yang tengah berjabat tangan dengan presiden Donald Trump serta kepala Aldo yang terlihat di pojok kanan bawah.
Disebutkan bahwa The Guardian juga mewawancarai Edwin, sosok sebenarnya di balik fenomena viralnya Nurhadi Aldo. Berawal dari Edwin, warganet pun ikut menyebarkan sosok paslon capres fiktif tersebut. Beragam meme Nurhadi Aldo pun langsung meramaikan berbagai platform media sosial.
Bahkan, tak sedikit warganet menjadi voluntir mendukung dan membuat meme kampanye ala capres fiktif tersebut.
Baca Juga: Fenomena Capres - Cawapres Nurhadi-Aldo Pertanda Masyarakat Kecewa
"Ini adalah perspektif baru, cara baru untuk menikmati politik dan drama elitis yang selalu berdebat tetapi tidak benar-benar mewakili. Saya menantikan untuk mendengar kandidat dari kami tapi kebanyakan mereka tidak menunjukkan kepada kami program mereka atau menghasilkan solusi untuk masalah kami," ucap Edwin kepada The Guardian.
Artikel yang ditulis The Guardian pun menyoroti program-program nyeleneh yang ditawarkan dari capres fiktif Nurhadi Aldo tersebut, salah satunya adalah "Program Anak Perusahaan Tagihan Warnet Bagi Umum" yang disingkat menjadi "Prostat Bau".
Menurut The Guardian, Edwin telah menciptakan sosok Nurhadi Aldo dengan bantuan tujuh anak muda yang ditemuinya melalui halaman komedi online. Mereka memiliki pemikiran yang sama dan merasa bosan dengan kandidat presiden untuk Pilpres 2019 kali ini. Karena itulah tercipta sosok paslon Nurhadi Aldo.