Suara.com - Umat manusia mulai berpikir tentang bagaimana melindungi planet ini dari batu ruang angkasa yang bisa menyebabkan datangnya hari Kiamat. Sekarang Rusia ingin terlibat dalam pertempuran melawan asteroid setelah mengakui bahwa NASA memimpin dunia dalam bidang yang sangat penting ini.
Sejauh ini, telah berhasil diidentifikasi sekitar 18.000 objek berpotensi berbahaya di tata surya dengan hanya 0,1 persen dari ini terlihat para penikmat bintang Rusia. Staf Putin ingin mengubahnya dengan menutup celah deteksi asteroid.
Boris Shustov, direktur ilmiah dari Institut Astronomi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, mengatakan kepada Sputnik bahwa saat ini, negara-negara asing, terutama Amerika Serikat, telah maju dalam pengembangan sistem mereka untuk mendeteksi bahaya ruang angkasa.
Namun, dia menambahkan, Rusia memilih meluncurkan skema buatan sendiri untuk bergabung dengan perang melawan asteroid.
Baca Juga: Ini yang Akan Dilakukan Ilmuwan saat Kiamat Hampir Tiba
"Pada pertemuan baru-baru ini dari presidium RAS, para akademisi memilih mendukung rancangan untuk memulai pekerjaan dalam mempersiapkan varian modern dari program nasional dan sebuah berbagai masalah yang lebih luas, termasuk seluruh jajaran ancaman luar angkasa. Sangat mudah untuk melupakan bahwa NASA adalah lembaga pemerintah Amerika, dan bukan organisasi supranasional, jadi agak tidak adil membebani dengan tanggung jawab menyelamatkan Bumi dari ancaman luar angkasa," katanya.
Baru-baru ini, NASA menyelidiki 'asteroid kiamat' Bennu, yang memiliki peluang sangat kecil untuk menghantam pada abad berikutnya. Tidak jelas apa yang akan terjadi jika NASA atau Roscosmos menemukan asteroid di jalur tabrakan dengan Bumi.
Lima tahun lalu, mantan bos NASA Charles Bolden ditanyai bagaimana kita harus bereaksi jika asteroid besar menuju Kota New York dan jawabannya sederhana: 'Berdoa'.
Asteroid juga dapat 'didorong' ke lintasan yang berbeda dengan menarik atau mendorongnya secara perlahan menggunakan pesawat ruang angkasa, meledakkan senjata nuklir di dekatnya sehingga matahari memanaskannya dan perlahan-lahan mendorongnya ke arah yang baru.
Metode-metode ini belum teruji dan masih dalam tahap teoretis, sehingga tampaknya masuk akal jika setiap ilmuwan di negara itu membicarakannya daripada menyerahkan semua pekerjaan ke NASA. Rusia adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki pengalaman langsung baru-baru ini mengenai dampak meteorit.
Baca Juga: NASA Siapkan Strategi Selamatkan Manusia dari Datangnya Kiamat
Pada Februari 2013, meteor selebar 18 meter meledak di langit di atas Chelyabinsk, menyebabkan gelombang kejut dengan kekuatan bom nuklir kecil yang merusak 7.200 bangunan dan menyebabkan 1.500 orang terluka. Namun, jika Rusia memang menjadi pemimpin dunia dalam deteksi asteroid, masih akan sangat sulit menemukan benda-benda kecil seperti itu. [Metro]