Misteri Cat Loreng di Suku Kuno, Ternyata untuk Pengusir Makhluk Ini

Agung Pratnyawan Suara.Com
Minggu, 20 Januari 2019 | 07:44 WIB
Misteri Cat Loreng di Suku Kuno, Ternyata untuk Pengusir Makhluk Ini
Jawara, Suku kuno mengisolasi diri selama 55 ribu tahun. [YouTube/@Boredpanda]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seni lukis tubuh telah dikenal sejak era suku kuno dan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya. Tak asing ditemukan cat loreng putih dari suku kuno yang masih dipakai hingga kini.

Ternyata, cat loreng putih yand digunakan suku kuno ini tidaklah sekadar hiasan muda saja. Hal ini telah menjadi misteri sejak lama, namun kini telah terpecahkan.

Baca Juga : Dikira Makam Suku Maya, Ternyata Tempat Ini Mempunyai Fungsi Lain

Peneliti kini memecahkan misteri mengapa cat loreng selalu digemari oleh suku kuno.

Baca Juga: Menjadi Pebinor dan 5 Tradisi Nyeleneh dari Suku di Dunia

Suku-suku di Afrika, Australia, dan Asia Tenggara telah melakukan praktik bodypainting dalam upacara budaya selama beberapa generasi. Prakti bodypainting ini sudah diturunkan dari suku kuno sebelumnya.

Pembuatan cat putih ini dilakukan secara tradisional dari tanah liat, kapur, abu, dan kotoran ternak, cat loreng mempunyai kegunaan khusus.

Awalnya peneliti menganggap cat tersebut berguna untuk memoderasi panas tubuh dalam suhu di semak-semak dan sabana yang cukup tinggi.

Namun dalam penelitian terbaru terungkap bahwa cat loreng bergaris putih atau abu-abu ternyata dapat mengusir makhluk penghisap darah.

Baca Juga : Penemuan Kerangka Orang Romawi dengan Kepala Berada di Bagian Kaki

Baca Juga: Wah Suku di Berbagai Negara Ini Mengisolasi Diri dari Modernisasi

Hal ini terungkap dari binatang Zebra. Diketahui bahwa binatang zebra digigit jauh lebih sedikit daripada binatang dengan warna bulu tunggal.

Dari sini, tim peneliti memutuskan untuk melihat apakah garis-garis putih yang dilukis pada manusia akan memiliki efek jera yang sama.

Dalam penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Royal Society Open Science, peneliti menggunakan tiga manekin.

Satu dengan kulit gelap, satu dengan kulit lebih terang, dan satu lagi model berkulit gelap dicat dengan garis-garis putih.

Mereka melapisi manekin dengan lapisan lem tipis untuk menangkap binatang penghisap darah ini.

Hasilnya mengejutkan, manekin berkulit gelap menarik 10 kali lipat serangga penghisap darah. Sementara model bergaris lebih terhindar dari serangga penghisap darah ini.

REKOMENDASI

TERKINI