Suara.com - Kondisi cuaca Bumi yang tengah tidak menentu, menuntut para ilmuwan berlomba-lomba menemukan alat yang dapat membantu prediksi cuaca yang lebih real time. Sistem perkiraan cuaca yang dapat memberikan pembaruan setiap jam untuk setiap lokasi di planet ini telah diumumkan oleh raksasa teknologi IBM.
Saat ini di banyak negara Afrika, Asia, dan Amerika Selatan, laporan cuaca mungkin hanya tersedia setiap enam hingga 12 jam dan hanya untuk bidang tanah yang luas hingga selebar 15 km (9,3 mil). Tetapi alat baru IBM menyediakan laporan ke area yang lebih spesifik, selebar 3 km. Perusahaan mengatakan bahkan dapat memprediksi badai.
Alat itu, yang diumumkan pada acara teknologi CES 2019 di Las Vegas dan diluncurkan dalam kemitraan dengan The Weather Channel, menggunakan superkomputer untuk mengolah data dari ratusan juta sensor di seluruh dunia.
"Skala ini hampir tidak dapat dipahami orang, dari sudut pandang komputasi dan kompleksitas. Seorang petani di Kansas memiliki [ramalan] cuaca yang sangat baik hari ini tetapi seorang petani di Kenya hanya mendapatkan ramalan cuaca sekali, mungkin dua kali, sehari - mereka sekarang akan mendapatkannya setiap jam," ujar Cameron Clayton dari IBM.
Baca Juga: Minta Edit Latar Foto, Hasilnya 10 Kreasi Kocak Ini
Clayton mengatakan, Sistem Peramalan Atmosfer Resolusi Tinggi Global (Graf) telah dirancang untuk mengumpulkan data dari berbagai macam sensor, termasuk jutaan smartphone yang dilengkapi dengan sensor tekanan atmosfer.
Melacak perubahan tekanan sangat penting dalam meteorologi, studi tentang proses cuaca dan peramalan. Tetapi selain data crowdsourced ini dari anggota masyarakat, Graf juga akan menganalisis informasi dari ribuan penerbangan komersial. Instrumen pada pesawat mengukur kondisi cuaca dan fenomena seperti turbulensi.
Di masa depan, saat sensor cuaca muncul di perangkat dan kendaraan tambahan, pabrikan akan memiliki opsi untuk berbagi lebih banyak data dengan IBM untuk meningkatkan Graf.
IBM jelas tertarik untuk mengkonsolidasikan posisinya dalam industri prakiraan cuaca, menurut Brandon Purcell, seorang analis di perusahaan riset pasar Forrester. IBM mengakuisisi The Weather Company, yang menjalankan The Weather Channel, pada tahun 2016.
"Mereka benar-benar belum memanfaatkan akuisisi terbaik The Weather Company hingga sekarang," katanya.
Baca Juga: Sinyal Radio Misterius Terdeteksi dari Luang Angkasa
Purcell menunjukkan bahwa mendapatkan akses ke banyak data dapat sangat meningkatkan keakuratan perkiraan dan mungkin menempatkan IBM di depan para pesaingnya di luar angkasa.