Cina Kirim Binatang dan Tumbuhan ke Bulan, Untuk Apa?

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 04 Januari 2019 | 21:01 WIB
Cina Kirim Binatang dan Tumbuhan ke Bulan, Untuk Apa?
Sisi jauh Bulan dipotret oleh wahana antariksa Cina, Chang'e-4 pada Kamis (3/1). [AFP/CNSA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cina berhasil mendaratkan sebuah wahana penelitian di sisi jauh Bulan pada Kamis (3/1/2019) dan bersama wahana itu dibawa enam spesies hidup.

Dalam sebuah tabung yang dirancang khusus, badan antariksa Cina memasukkan tumbuhan kapas, rapeseed, kentang, arabisdopsis, lalat buah, dan ragi.

Apa tujuan Cina memboyong mahluk-mahluk Bumi itu ke Bulan?

Seperti yang dilansir Live Science dari Daily Telegraph, Cina sedang bereksperimen memantik kehidupan di Bulan. Tumbuhan-tumbuhan yang dibawa ke Bulan diharapkan bisa menghasilkan oksigen yang akan dimanfaatkan oleh lalat buah untuk bernafas.

Lalu lalat buah akan menghasilkan kotoran dan karbon dioksida yang kemudian akan menyokong hidup tumbuh-tumbuhan itu di Bulan.

Para ilmuwan Cina kemudian akan mengamati tumbuhan-tumbuhan itu secara seksama, untuk melihat apakah mereka berhasil berfotosintesis, tumbuh, dan berbunga di Bulan.

"Kami ingin mempelajari proses pernafasan dan fotosintesis di Bulan," jelas Xie Gengxin, kepala desainer eksperimen tersebut kepada kantor berita Xinhua.

Eksperimen itu sendiri dirancang dan hasil kolaborasi dari 28 universitas di Cina. Kaleng tempat mahluk-mahluk Bumi itu disimpan terbuat dari campuran alumunium, berbobot sekitar 3 kilogram, dan bervolume 0,8 liter.

Di dalamnya telah tersedia tanah, nutrisi untuk tumbuhan, dan air. Sinar Matahari akan masuk ke dalam kaleng itu setelah disaring oleh sebuah pipa khusus. Di dalam tabung itu juga terpasang beberapa kamera kecil, yang terhubung langsung ke Bumi.

"Mengapa kentang dan Arabidopsis? Karena periode pertumbuhan Arabidopsis singkat dan mudah diamati. Kentang sendiri bisa menjadi sumber makanan utama dalam perjalanan antariksa," jelas Liu Hanlong, direktur eksperimen dan wakil presiden Universitas Chongqing, salah satu kampus yang terlibat dalam riset tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI