Suara.com - Tahun 2019 akan menjadi tahun politik bagi Indonesia dengan adanya Pemilu. Untuk itu, Facebook memiliki beberapa jurus jitu untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan, diantaranya beredar akun-akun palsu dengan berbagai berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Kami tidak ingin ada orang yang menggunakan alat kami untuk mengacaukan demokrasi. Kami ingin memastikan bahwa kredibilitas akun para politisi dan partai politik terjaga dengan baik. Sehingga, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan informasi yang terpercaya serta perspektif yang beragam,” ujar Politics and Government Outreach, Facebook, Asia Pacific, Roy Tan dalam acara Facebook Indonesia Press Circle: Looking Back at 2018 di Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Facebook memperkenalkan beberapa panduan, dia menjabarkan, sebelum Pemilihan Umum berlangsung di Indonesia untuk melindungi dan menjaga integritas proses Pemilu. Panduan tersebut meliputi cara menggunakan Facebook dan Instagram secara efektif, membuat konten yang baik dan informatif, serta mengoptimalkan pemakaian fitur serta iklan di Facebook/Instagram guna membangun percakapan yang otentik, informatif, menarik, dan bermakna.
Melalui panduan ini, politisi dan partai politik dapat mempelajari praktik terbaik penggunaan Facebook dan Instagram untuk kebutuhan kampanye politik mereka. Panduan ini juga berisi informasi teknis tentang bagaimana cara untuk menggunakan fitur unik seperti Facebook Live dan Balasan Instan serta memoderasi komentar di Instagram.
Baca Juga: Secara Misterius Pengguna Facebook Ditendang dari Akunnya, Ada Apa?
Facebook menggandeng Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam menjalankan kampanye di Facebook, iklan cetak di surat kabar lokal, maupun iklan radio. Tujuannya mengajarkan masyarakat tips tentang bagaimana mendeteksi berita palsu.
Seperti diketahui, menjelang Pemilu marak beredar berita-berita yang belum tentu terjamin kebenarannya dengan menggunakan berbagai akun palsu.
Diakui Tan, Facebook menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan human viewer untuk memantau berbagai berita yang yang belum tentu kebenarannya dengan tujuan menjatuhkan saingan politiknya.
"Bila teridentifikasi sebagai akun palsu yang menyebar berita palsu, maka langsung dihapus. Sampai saat ini kami sudah menutup 1,5 miliar akun palsu dan 99,6 persen berita palsu," katanya.
Selain itu, Facebook menggunakan program Pemeriksa Fakta Pihak Ketiga pada bulan April 2018 dengan menggandeng lima media di Indonesia. Facebook Indonesia juga mengirimkan email pemberitahuan mengenai keamanan online kepada admin Halaman politisi dan partai politik.
Baca Juga: Pesan Lama Muncul di Status Facebook Ini Bisa Menghantui Anda
"Kami juga memastikan mereka tidak jadi korban email phishing. Karena selama periode Pemilu, sudah umum untuk orang-orang meretas akun dan memosting konten yang tidak kredibel," tukasnya.