Pemicu Gelombang Seismik Misterius yang Getarkan Bumi Akhirnya Diketahui

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 01 Desember 2018 | 20:49 WIB
Pemicu Gelombang Seismik Misterius yang Getarkan Bumi Akhirnya Diketahui
Ilustrasi hasil deteksi gelombang seismik. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 11 November lalu para ilmuwan dikejutkan dan dibuat pusing oleh sebuah gelombang seismic misterius yang berpusat di perairan dekat Pulau Mayotte, sebelah barat Madagascar dan menyebar cepat ke seluruh belahan dunia.

Dengan kecepatan 14.484 kilometer per jam, gelombang itu tercatat oleh stasiun-stasiun seismik dari Kenya hingga ke Hawaii, meski sama sekali luput dari sistem pendeteksi gempa di Bumi.

Para ilmuwan sepakat bahwa gelombang itu tak dipicu oleh gempa Bumi. Banyak teori muncul soal gelombang seismic itu. Ada yang menduga gelombang itu dipicu oleh tanah longsor, ada yang mengatakan itu disebabkan oleh ledakan meteor, dan bahkan ada yang menyebut gelombang tersebut disebabkan oleh monster raksasa di lautan.

Tapi kini seorang ilmuwan dari University of Southampton, Stephen Hicks, mengklaim telah memecahkan misteri gelombang seismik itu. Ia telah mengunduh data terkait gelombag itu dari semua stasiun seismik di dunia dan menganalisisnya.

"Yang aneh adalah kita melihat sinyal yang sangat panjang ini bergerak ke segara arah di seluruh dunia, tetapi tak satu pun sistem pendeteksi gempa yang berhasil mendeteksinya," kata dia seperti dilansir The Guardian.

Gelombang itu, yang panjangnya sekitar 30 menit, tak terdeteksi oleh sistem pendeteksi gempa karena frekuensinya sangat rendah, demikian kata Hicks.

"Frenkuensinya sangat rendah, getarannya sangat lemah," imbuh dia.

Vibrasinya menjalar dan dirasakan di Inggris dalam waktu 40 menit dan butuh 1 jam 15 menit sebelum mencapai Hawaii yang berjarak sekitar 18.000 km dari pusat gelombang tersebut.

Gelombang seismic dengan frekuensi rendah memang jarang terjadi, tetapi bukan berarti sebuah fenomena yang mustahil. Para ilmuwan pernah mendeteksi gelombang seperti itu ketika ada gletser yang pecah atau runtuh, saat terjadi longsor, dan ketika ada pergeseran tiba-tiba magma di perut gunung berapi.

Di dekat Mayotte tak ada gletser, sementara tanah longsor di bawah air bisa dengan mudah dideteksi oleh hidrofon di lautan sekitarnya. Karenanya, jelas Hicks, kemungkinan terbesar adalah terjadinya pergeseran magma di bawah dasar laut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI