Masuk Bulan Desember, Ini 5 Peristiwa Langit yang Akan Terjadi

Sabtu, 01 Desember 2018 | 14:31 WIB
Masuk Bulan Desember, Ini 5 Peristiwa Langit yang Akan Terjadi
Ilustrasi hujan meteor. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Geminid dianggap sebagai salah satu hujan meteor paling spektakuler tahun ini, di mana pengamat kemungkinan dapat melihat sekitar 120 meteor per jam pada tanggal 14 Desember 2018. Tak seperti meteor lainnya yang terkait dengan komet, meteor ini berasal dari debris yang ditinggalkan oleh asteroid 3200 Phaethon, di mana asteroid ini membutuhkan sekitar 1,4 tahun untuk mengorbit Matahari.

Titik radian meteor ini berasal dari rasi bintang Gemini dengan ketinggian 42 derajat di atas ufuk timur laut pada tengah malam.

4. Komet 46P/Wirtanen

Kehadiran Komet 46P/Wirtanen dianggap sebagai komet terbaik tahun 2018, di mana komet ini akan mencapai puncak kecerahannya pada tanggal 16 Desember 2018. Di Indonesia, komet ini akan mulai terlihat pada pukul 18:55 waktu setempat dengan ketinggian 37 derajat di atas ufuk timur laut.

Baca Juga: Yuk! Berakhir Pekan dengan Nikmati Hujan Meteor Leonid 2018

Komet 46P/Wirtanen akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 21:56 waktu setempat dengan ketinggian 63 derajat di atas cakrawala utara. Komet ini dapat terus diamati sampai sekitar pukul 02:26 dini hari waktu setempat. Komet 46P/Wirtanen nantinya akan tampak berada di dekat gugus bintang Pleiades.

5. Solstis Desember

Ini merupakan peristiwa ketika gerak tahunan Matahari melalui rasi bintang zodiak mencapai titik paling selatan di langit, tepatnya di depan rasi bintang Koprikornus. Saat Solstis Desember terjadi, wilayah-wilayah di belahan Bumi selatan akan mengalami siang hari yang lebih panjang dari biasanya.

Sementara itu, wilayah-wilayah di belahan Bumi utara akan mengalami malam hari yang lebih panjang.

Solstis Desember sendiri juga bisa dianggap seperti mengawali musim dingin di belahan utara dan musim panas di belahan selatan. Peristiwa ini terjadi karena poros rotasi Bumi terhadap Matahari tidak tegak lurus, melainkan miring sekitar 23,5 derajat.

Baca Juga: Ini Penampakan Hujan Meteor Perseid 2018 dari Berbagai Tempat

Kemiringan ini bisa menyebabkan salah satu belahan Bumi lebih condong tersinari Matahari daripada belahan Bumi lainnya. [Earthsky/Sky/Timeanddate]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI