Ilmuwan Cina Klaim Jadi yang Pertama Rekayasa Genetika Bayi

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 26 November 2018 | 19:15 WIB
Ilmuwan Cina Klaim Jadi yang Pertama Rekayasa Genetika Bayi
Ilustrasi rekayasa genetika. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang ilmuwan Cina mengklaim telah berhasil merekayasa gen bayi, sebuah karya yang dinilai sebagai lompatan dalam sains sekaligus pelanggaran berat terhadap etika ilmu pengetahuan, demikian diwartakan kantor berita Associated Press, Senin (26/11/2018).

Keberhasilan itu diklaim oleh He Jianku, ilmuwan dari Shenzen, Cina kepada penyelenggara sebuah konferensi internasional tentang penyuntingan genetika yang dijadwalkan digelar di Hong Kong, Selasa (27/11/2018).

"Saya merasakan sebuah tanggung jawa besar bahwa ini bukan sekedar berusaha menjadi yang pertama, tetapi juga untuk memberikan contoh. Masyarakat akan menilai, apa yang harus dilakukan selanjutnya," kata He.

Klaim He itu dibenarkan oleh Michael Deem, seorang ilmuwan Amerika Serikat yang terlibat dalam riset itu. Deem mengaku menggelar rekayasa gen itu di Cina, karena proses tersebut masih dilarang di AS dan di sebangian besar negara di dunia.

Adapun yang direkayasa oleh He adalah gen-gen sepasang bayi kembar perempuan yang lahir pada November 2018. Gen-gen mereka disunting sedemikian rupa sehingga kebal terhadap virus HIV.

He mengatakan ia merekayasa janin-janin milik tujuh pasangan selama masa perawatan kesuburan. Sejauh ini, satu pasangan yang telah berhasil hamil.

Tujuan riset atau eksperimen itu, jelas He, bukan untuk mengobati atau mencegah penyakit keturunan, tetapi mencoba untuk memberikan kepada bayi-bayi itu sebuah trait atau ciri genetik khusus yang secara alamiah dimiliki oleh segelintir orang di dunia, yang membuat membuat tubuh mereka mampu melawan HIV.

He mengatakan ia menyunting gen-gen janin untuk melawan HIV karena penyakit itu sudah menjadi masalah besar di Cina. Ia berhasil menonaktifkan sebuah gen bernama CCR5, yang memproduksi sebuah protein yang berperan sebagai pintu masuk virus HIV ke dalam sel tubuh manusia.

He pernah menempuh pendidikan Rice University, Texas dan Stanford University, California, AS. Sementara Deem adalah pakar fisika serta rekayasa hayati, yang pernah menjadi pembimbing He di Rice University.

Saat ini He bertanggung jawab atas sebuah laboratorium di Southern University of Science and Technology di Shenzen. Ia juga memiliki dua perusahaan yang bergerak di bidang genetika dan Deem mengaku memiliki saham di dua perusahaan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI