Rusia Akan Selidiki Kebenaran Pendaratan Amerika di Bulan

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 26 November 2018 | 13:38 WIB
Rusia Akan Selidiki Kebenaran Pendaratan Amerika di Bulan
Foto bayangan seorang astronot NASA dari misi Apollo 15 di permukaan bulan (flickr/project apollo archive).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala badan antariksa Rusia (Roscosmos), Dmitry Rogozin, mengatakan pihaknya akan menyelidiki apakah Amerika Serikat benar-benar pernah mendaratkan astronot di Bulan pada 1969, demikian diwartakan Science Alert.

Rogozin mengungkapkan hal itu ketika ia berdiskusi dengan Presiden Moldova Igor Dodon. Video percakapan antara keduanya diunggah ke Twitter pada Sabtu (24/11/2018).

"Saya menjawab pertanyaan Presiden Moldova tentang apakah astronot Amerika sudah mendarat di Bulan," tulis Rogozin untuk menjelaskan video tersebut.

Menjawab pertanyaan itu, Rogozin mengatakan Rusia akan menggelar misi baru untuk menyelidiki klaim badan antariksa AS (NASA) tersebut.

"Ini akan menjadi tujuan kami untuk terbang dan memeriksa apakah mereka (astronot AS) pernah mendarat di sana (Bulan) atau tidak," kata dia.

Dari gerak tubuhnya, Rogozin tampaknya sedang bercanda. Tetapi Rusia sendiri sering meragukan klaim AS soal pendaratan di Bulan.

Dalam sebuah artikel yang dimuat oleh surat kabar Rusia, Izvestia pada 2015, juru bicara komite investigasi Rusia, Vladimir Markin mendesak agar dunia internasional membentuk sebuah badan untuk menyelidiki hilangnya sebuah rekaman video soal pendaratan astronot di Bulan.

"Kami tak bilang bahwa mereka tak mendarat di Bulan dan hanya memproduksi film soal pendaratan itu," tulis Markin.

"Tetapi semua artefak sains atau mungkin artefak budaya itu, adalah bagian dari warisan kemanusiaan dan hilangnya artefak-artefak itu tanpa jejak adalah kerugian kita semua. Sebuah investigasi akan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi," imbuh dia.

NASA sendiri tak menutup-nutupi hilangnya rekaman asli pendaratan di Bulan tersebut. Lembaga itu mengakui bahwa kesalahan manajemen adalah penyebab musibah tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI