Manusia Akan Berjumpa Alien dalam Satu Dekade Mendatang

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 22 November 2018 | 21:24 WIB
Manusia Akan Berjumpa Alien dalam Satu Dekade Mendatang
Foto permukaan Enceladus, salah satu bulan Saturnus, yang diambil oleh satelit Cassini (Wikimedia Commons).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang ilmuwan Inggris mengatakan bahwa manusia bisa berjumpa alien dalam satu atau dua dekade mendatang, demikian diwartakan Newsweek pekan ini.

David Clements dari Imperial College, London mengatakan pengamatan terhadap tata surya yang saat ini sedang berlangsung dan perkembangan teknologi yang kian pesat memperbesar kemungkinan perjumpaan antara manusia dan alien.

Clements, dalam studinya yang akan diterbitkan di Journal of British Interplanetary Society, berangkat dari Fermi Paradox - salah satu teka-teki terbesar dalam sains yang mempertanyakan mengapa manusia tak kunjung menemukan bukti-bukti keberadaan alien, padahal di alam semesta terdapat banyak bintang dan planet yang sangat mirip dan lebih tua dari tata surya kita.

Untuk menjawab teka-teki itu, Clements meneliti sejarah Bumi, syarat-syarat yang dibutuhkan agar kehidupan bisa muncul dan berkembang, dan planet-planet yang berpotensi didiami atau dihidupi oleh mahluk hidup.

Kehidupan di Bumi, jelas Clements dalam studinya, muncul relatif cepat, karena sudah ada sekitar 4,5 miliar tahun lalu.

Ketika itu sebagian besar permukaan Bumi belum berbentuk padat, tetapi kehidupan sudah bisa ditemukan di ventilasi-ventilasi hidrotermal di dasar laut dan di danau-danau bawah lapisan es tebal Antartika.

Berangkat dari pengalaman Bumi, Clements mengatakan bahwa kehidupan di planet atau bulan lain di alam semesta membutuhkan air dan energi.

Di tata surya kita, beberapa bulan dari planet Yupiter dan Saturnus sudah memenuhi syarat ini. Dua yang paling menonjol adalah bulan Saturnus, Enceladus dan Europa, bulan Yupiter, yang permukaannya berupa lapisan es tebal tetapi di bawahnya terdapat lautan luas.

Karenanya ia yakin bahwa kehidupan - baik yang sudah berkembang secerdas manusia atau masih dalam bentuk sederhana seperti mikroba - sudah ada di alam semesta dan menunggu untuk ditemukan.

"Galaksi kita memiliki prospek menyimpan kehidupan, tetapi kehidupan-kehidupan itu terkunci di bawah lapisan-lapisan es tebal, mereka tak bisa berkomunikasi dengan kita dan bahkan mungkin tak menyadarai adanya alam semesta," jelas Clements.

Soal bentuk kehidupan di bawah air, Clements menduga akan sangat berbeda dari yang ditemukan di Bumi.

"Tetapi saya belum menemukan bukti bahwa mustahil menemukan bentuk kehidupan yang sudah maju di bawah air. Teknologi di dalam air bisa saja sangat berbeda dari yang kita kenal," jelas dia.

"Dalam 10 sampai 20 tahun ke depan, jumlah misi dan fasilitas pemantauan yang dikembangkan manusia akan secara signifikan meningkatkan kemampuan kita untuk mendeteksi kehidupan di mana pun," imbuh Clements.

Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) pada 2022 berencana mengirim misi khusus untuk meneliti Europa, sementara beberapa pihak termasuk lembaga swasta sedang menjajaki pengiriman misi penelitian ke Enceladus.

Selain itu pada 2021 mendatang tiga badan antriksa dunia - NASA, badan antariksa Eropa (ESA), dan badan antariksa Kanada - berencana meluncurkan teleskop antariksa James Webb yang dirancang khusus untuk mencari tanda-tanda kehidupan dari planet di luar tata surya kita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI