Suara.com - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Djoko Setiadi menyebutkan telah terjadi 143,6 juta serangan siber sepanjang Januari hingga Juni 2018. Tidak hanya itu, lanjut dia, pihaknya juga menerima 1.335 laporan kasus serangan siber dari masyarakat.
"Dari laporan tersebut, dapat kita sadari bahwa ancaman diberikan telah mengancam aktivitas kita sehingga perlu diantisipasi agar tidak meluas," kata Djoko dalam sambutannya pada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BSSN dan Kementerian Dalam Negeri, di Kantor BSSN, Jakarta, Senin (19/11/2018).
Djoko tidak menyebutkan secara rinci bentuk dan aktor yang terlibat dalam serangan siber tersebut. Namun dia menyebut, salah satu bentuknya adalah fitnah-fitnah yang menyebar di media sosial, seperti ujaran kebencian dan penyebaran hoaks.
"Banyak sekali. Ada yang fisik dan nonfisik. Harus kita antisipasi," kata Djoko singkat.
Dalam kesempatan yang sama, Djoko juga mengaku BSSN telah mengantisipasi serangan siber dalam pelaksanaan Pemilu 2019. BSSN pihaknya telah memetakan potensi ancaman serangan siber dan telah memberikan kepada aparat penegak hukum dan lembaga-lembaga lain.
BSSN, imbuh dia, memperkirakan serangan siber akan terus meningkat jelang pemilihan umum dan pemilihan presiden 2019 mendatang.
MoU yang diteken BSSN bersama Kemendagri adalah soal perlindungan keamanan data kependudukan dari serangan siber. (Antara)