Suara.com - Oumuamua, objek antarbintang yang menghampiri tata surya kita akhir tahun 2017 lalu, sedang jadi topik hangat beberapa waktu terakhir setelah dua astronom Universitas Harvard, Amerika Serikat mengatakan bahwa ia diduga kuat adalah pesawat mata-mata alien.
Tetapi sebuah studi terbaru dari laboratorium Jet Propulsion Laboratory (JPL) dari NASA baru-baru ini menunjukkan bahwa Oumuamua adalah komet yang datang dari tata surya lain yang memang unik.
Dalam penelitian itu, NASA meneliti Oumuamua menggunakan teleskop infra merah Spitzer Space Telescope (SST). Teleskop antariksa itu memiliki lensa dengan diameter 33,5 inci dan karenanya mampu melihat lebih jauh ke tata surya kita.
"Oumuamua memang penuh kejutan sejak pertama kali ditemukan, jadi kami bersemangat untuk melihat apa yang bisa ditemukan oleh Spitzer," kata David Trilling pemimpin penelitian itu.
SST membidik Oumuamua selama dua bulan setelah ia melewati titik terdekatnya dengan Bumi, ketika jaraknya dari planet kita sekitar 24,1 juta kilometer. Sayang, SST justru tak berhasil mendeteksi objek antarbintang itu.
Tetapi kata Trilling hasil itu justru membuka cakrawala pengetahuan baru soal Oumuamua.
"Fakta bahwa Oumuamua terlalu kecil untuk dideteksi Spitzer adalah sebuah hasil yang sangat bernilai," ujar Trilling.
Pengetahuan pertama dari kegagalan SST mendeteksi objek asing itu adalah soal dimensinya. Oumumua diperkirakan memiliki diameter 440 meter, 140 meter, atau 100 meter. Hasil yang beragam itu dikarenakan para peneliti belum mengetahui dari material apa Oumuamua terbentuk.
Selain itu, pengamatan SST juga menemukan bahwa permukaan Oumuamua 10 kali lebih reflektif dari komet lain di tata surya kita.
Lazimnya ketika sebuah komet mendekati bintang, maka bagian interior komet yang terbuat dari es akan berubah menjadi gas. Semburan gas ini bisa membuat kecepatan komet berubah dan proses ini dikenal sebagai outgassing.
Ini juga terjadi pada Oumuamua ketika ia mendekati dan terpapar panas Matahari. Tetapi karena Oumuamua adalah objek antarbintang, yang menempuh perjalanan lebih jauh dari komet lainnya, maka lapisan esnya dan debu di permukannya lebih tebal. Karenanya ia diduga menyemburkan lebih banyak gas saat mendekati Matahari.
Tetapi ketika ia meninggalkan Matahari, gas-gas itu membeku lagi sehingga membuat permukaan komet itu lebih kinclong.
Temuan NASA ini mementahkan teori dua peneliti Harvard yang mengatakan bahwa Oumuamua adalah pesawat kiriman alien yang memanfaatkan energi radiasi Matahari untuk mengubah kecepatannya (light sail).
Sayangnya masih banyak pertanyaan tentang Oumuamua yang belum terjawab. Sialnya lagi, Oumuamua diperkirakan tak akan kembali lagi ke tata surya kita. (Popular Mechanics)