Suara.com - Hujan Meteor Leonid selalu terjadi setiap tahun di bulan November, ketika Bumi melintasi jalur bekas orbit Komet Tempel-Tuttle. Komet tersebut mengelilingi Matahari setiap 33,3 tahun sekali, meninggalkan remah-remah debu di sepanjang bekas jalur orbitnya.
Pada November 2018, periode Hujan Meteor Leonid akan terjadi pada tanggal 6 sampai 30 November, namun pengamat di Indonesia bisa melihatnya pada tanggal 17-18 November mendatang.
Ketika orbit Bumi melintasi bekas jalur orbit komet tersebut, remah-remah komet yang tertinggal akan tertarik gravitasi Bumi. Hambatan udara di atmosfer Bumi kemudian akan menyebabkan remah-remah komet tersebut memanas dan menyala menjadi apa yang disebut meteor.
Setiap hujan meteor memiliki titik radian atau titik kemunculannya di langit. Sesuai dengan namanya, titik radian Hujan Meteor Leonid berada di rasi bintang Leo.
Baca Juga: Ini Penampakan Hujan Meteor Perseid 2018 dari Berbagai Tempat
Untuk bisa melihat Hujan Meteor Leonid, pengamat bisa mulai mengamati pada pukul 3 dini hari dari cakrawala timur laut.
Dilansir dari Earth Sky, nantinya akan ada sekitar 10 sampai 15 meteor per jam. Sayangnya, tahun ini Hujan Meteor Leonid bertepatan dengan fase Bulan menjelang purnama. Oleh karena itu, pengamatan pada pukul 3 dini hari sangat direkomendasikan.
Meteor-meteor Leonid dapat dilihat dengan mata telanjang dengan syarat lokasi pengamatan dalam kondisi langit yang gelap, cerah, dan bebas dari polusi cahaya. [Eartsky/Vercalendario/Timeanddate]