Menurut laporan Verizon 2018 mengatakan bahwa 56 persen insiden malware melibatkan ransomware sehingga menjadikannya sebagai bentuk malware yang paling umum. Sayangnya, peretas mengalihkan perhatian mereka ke sistem penting seperti server daripada perangkat karyawan.
Dalam praktiknya, ransomware oleh pengembangnya dikolaborasikan dengan botnet bahkan CryptoJacking untuk mendapatkan keuntungan ganda. Menghadapi ransomware memang bukan perkara mudah, bagi sebuah perusahaan memiliki alat proteksi dari ransomware bukan suatu hal yang bisa ditawar-tawar karena ransowmare tidak pernah pilih-pilih ketika menyerang korbannya.
3. Orang dalam/Insider
Akar masalah dari kerentanan 52 persen berasal dari kesalahan karyawan yang dilakukan secara tidak sengaja, seperti salah copy file, salah kirim file, meninggalkan komputer dalam keadaan terbuka saat tidak dipakai, dan lain-lain. Sementara, Ponemon Institute dalam studinya di tahun ini mengatakan bahwa 1 dari 4 kebocoran data disebabkan oleh orang dalam yang dilakukan dengan sengaja dengan motivasi finansial, spionase dan persaingan bisnis.
Baca Juga: Teknologi Jadi Tantangan Sektor Logistik Hadapi Revolusi Industri