Memasuki hari kelima, Rabu (7/11/2018), gempa masih terus terjadi dengan jumlah gempa mencapai sebanyak 47 gempa dalam sehari. Gempa paling terbesar berkekuatan 5,0 SR pada pagi hari.
Hari keenam, Kamis (8/11/2018) aktivitas gempa terus meningkat, mencapai 67 kali dalam sehari. Gempa paling kuat terjadi dengan magnitudo 5,1 SR. Di hari ketujuh, Jumat, gempa masih terjadi. Sejak dini hari tadi sudah tercatat 20 kali gempa terjadi di Mamasa.
"Artinya, dalam waktu sepekan telah terjadi peningkatan jumlah aktivitas gempa yang sangat signifikan. Aktivitas gempa paling banyak terjadi pada hari Kamis 8 November 2018 yang mencapai sebanyak 67 gempa dalam sehari," jelas Jamroni.
Di mana pusat gempa?
Ditinjau dari kekuatan atau magnitudonya, aktivitas gempa di Mamasa didominasi oleh gempa dengan magnitudo kurang dari 4,0 SR. Dari sebanyak 217 gempa yang terjadi hanya 3 gempa saja memiliki magnitudo di atas 5,0 SR.
Menurut BMKG, jika memperhatikan distribusi gempa Mamasa, tampak ada kesesuaian dengan keberadaan struktur Sesar Saddang. Klaster sebaran aktivitas gempa masih terkonsentrasi pada zona jalur sesar ini.
Dalam Peta Geologi Sulawesi, jalur Sesar Saddang tampak melintas dari pesisir Pantai Mamuju Sulawesi Barat memotong diagonal melintasi daerah Sulawesi Selatan bagian Tengah lalu ke Sulawesi Selatan bagian selatan, selanjutnya bersambung dengan Sesar Walanae.
Wilayah Mamasa perlitasan jalur Sesar Saddang ini melintas di barat laut hingga tenggara. Di segmen inilah aktivitas gempa beruntun saat ini terjadi. Berdasarkan mekanismenya, Sesar Sadang di segmen ini merupakan sesar geser dengan arah pergeseran ke kiri (sinistral strike-slip).
Berdasarkan analisis mekanisme sumber tiga gempa signifikan berkekuatan 5,0 SR yang terjadi di Mamasa, menunjukkan bahwa ketiga gempa ini memiliki kesesuaian mekanisme yaitu sesar mendatar (strike-slip) dengan pergerakan sinistral.
"Sehingga cukup beralasan jika disebutkan bahwa peningkatan aktivitas gempa di wilayah Mamasa ini memang berkaitan dengan aktivitas Sesar Saddang dengan pergeseran sinistral strike-slip," ulas BMKG seperti dilansir Antara.