Suara.com - Honor secara resmi meluncurkan smartphone seri X terbarunya yang diberi nama Honor 8X ke Indonesia pada hari Kamis (6/11/2018). Di hari yang sama, produsen smartphone asal Cina lainnya, Xiaomi, meluncurkan Redmi Note 6 Pro. Hal ini tentu saja membuat banyak yang bertanya-tanya.
Fakta bahwa Xiaomi lebih dulu datang dan memasuki pasar Indonesia tidak membuat pihak Honor mundur begitu saja. Honor sendiri yakin dengan produk-produk mereka saat ini dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.
"Dalam pasar (perdagangan) pasti ada yang datang terlebih dahulu, tapi tidak bisa dipastikan bahwa yang datang lebih dulu itu merupakan yang terbaik." ucap James Yang, Presiden Direktur Honor Indonesia, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (6/11/2018).
Bukan tanpa alasan, Yang membeberkan keunggulan ponsel anyar miliknya. Mulai dari harga yang hampir menyentuh Rp 4 juta, Honor 8X ini menawarkan kualitas handset di kelas harga Rp 5 jutaan.
Baca Juga: Honor 8X Tiba di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya
Memori penyimpanan dan layar lebih besar, teknologi chip-on-film (COF) yang berhasil membuat bezel bawah hingga 4,25 mm, hingga chipset octa-core Kirin 710. Semua itu, menurut Yang, membuat Honor merasa tidak bisa disandingkan dengan handset Redmi Note 6 Pro yang diluncurkan di hari yang sama.
Tidak hanya itu, kehadiran ponsel pintar terbaru Honor ini tidak menjadikan produknya sebagai Xiaomi Killer. Menurutnya, membunuh produk lain bukanlah bagian dari strategi Honor.
"Jika kami sudah membunuh pesaing, itu tidak menjadikan kami sebagai penyintas. Oleh karena itu, membunuh produk lain bukanlah strategi Honor. Namun, pesaing diharapkan juga tidak bermain 'kotor'." tambahnya.
Yang pun percaya, Honor 8X memiliki inovasi yang diklaim lebih maju dan ikut menjadi bagian dalam menciptakan gaya hidup kaum milennial di Indonesia.
Sementara itu, terkait dengan maraknya ponsel Xiaomi dalam Black Market (BM) dan pemberlakuan aturan Kominfo yang ingin tangkal smartphone BM dengan aktivasi IMEI pada akhir 2018, Honor menanggapi bahwa sejak awal pihaknya tidak punya produk BM karena mereka sangat mengawasi produk-produknya. Dengan ada atau tidak adanya aturan IMEI di Indonesia, Honor tetap menjamin tidak akan ada produk BM karena selalu mengikuti aturan yang ada.
Baca Juga: Ponsel Khusus Gaming Akan Susul Honor 9i di Indonesia
Untuk strategi penjualan sendiri, Honor tidak terlalu terpaku pada penjualan dengan sistem online. Meskipun penjualan online penting, sistem offline jauh lebih penting karena 80 persen penjualan terjadi secara offline. Di mana Honor tetap melabeli harga yang sama untuk Honor 8X, baik offline ataupun online, yaitu Rp 3,999 juta.