Astronom Konfirmasi Lubang Hitam Supermasif di Pusat Bimasakti

Selasa, 06 November 2018 | 16:15 WIB
Astronom Konfirmasi Lubang Hitam Supermasif di Pusat Bimasakti
Ilustrasi lubang hitam [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lubang hitam supermasif merupakan jenis lubang hitam terbesar dengan massa mulai ratusan ribu hingga miliaran kali massa Matahari. Kebanyakan atau bahkan semua galaksi diperkirakan memiliki lubang hitam seperti ini di pusatnya. Baru-baru ini, para astronom mengkonfirmasi adanya lubang seperti demikian di pusat galaksi Bimasakti.

Sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics menyebutkan bahwa sekelompok astronom menggunakan instrumen ilmiah yang terdapat pada Very Large Telescope (VLT), teleskop besar di European Southern Observatory (ESO), Cile, untuk mempelajari lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bimasakti yang disebut sebagai Sagitarius A*.

Instrumen ilmiah itu bernama GRAVITY, yang menggabungkan cahaya dari empat teleskop VLT untuk menciptakan "teleskop super" virtual berdiameter 130 m. Dengan menggunakan GRAVITY, para astronom ini mampu mengamati suar radiasi infra merah yang berasal dari Sagitarius A*.

Diperkirakan, suar berasal dari cakram akresi berupa gas panas yang mengorbit di dekat cakrawala peristiwa Sagitarius A*, titik di mana gravitasi begitu kuat sehingga tidak ada apa pun, bahkan cahaya yang bisa lolos dari gravitasi lubang hitam.

Baca Juga: Stres Jadi Tahanan, Ratna Sarumpaet Tak Bisa Makan Kecuali Bubur

Keberadaan cakram akresi yang menjadi bukti bahwa lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bimasakti benar-benar ada. Ini pertama kalinya para astronom bisa mengamati materi yang mengorbit dengan cakrawala peristiwa lubang hitam supermasif. Ini juga menjadi pengamatan paling rinci pertama yang pernah dilakukan terhadap materi yang mengorbit di lubang hitam.

"Sebelumnya, sangat membingungkan untuk bisa meneliti materi yang mengorbit di lubang hitam sebab mereka bergerak 30 persen dari kecepatan cahaya. Namun, sensitivitas GRAVITY telah memungkinkan kami untuk mengamatinya secara langsung dalam detail yang belum pernah ada sebelumnya," ucap Oliver Pfuhl, seorang ilmuwan di MPE, seperti yang dikutip dari eso.org.

Sejak beberapa dekade terakhir, para astronom memang telah berasumsi bahwa lubang hitam supermasif kemungkinan ada di pusat galaksi Bimasakti. Dengan adanya pengamatan ini, para astronom akhirnya bisa mengkonfirmasi asumsi ini.

Sekarang para astronom berharap untuk mempelajari lubang hitam supermasif secara lebih rinci. Dan saat ini, ada sebuah misi untuk mencitrakan langsung Sagitarius A*. Misi ini disebut Event Horizon Telescope (EHT) yang nantinya ditugaskan untuk mengambil gambar pertama dari lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bimasakti.

Baca Juga: Konser di Yogyakarta, Mariah Carey Ngidam Oleh-Oleh Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI