Suara.com - Presiden Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, mengakui Indonesia masih kekurangan bakat-bakat di bidang digital di tengah usaha pemerintah untuk mendorong lahirnya perusahaan-perusahaan rintisan baru atau startup baru.
Berbicara dalam acara peresmian kawasan The Telkom Hub di Jakarta, Kamis malam (1/11/2018), Jokowi menekankan bahwa populasi anak muda di Indonesia yang besar dan pengguna internet hingga 13 juta orang menjadikan Indonesia pasar yang menarik untuk bisnis digital.
"Ketersediaan talent digital kita masih terbatas. Kebanyakan dari kita masih sebatas konsumsi teknologi digital, belum produksi," kata Jokowi.
Presiden juga menegaskan bahwa pemerintahannya terus berupaya mendorong tumbuh lahirnya startup yang berhasil bahkan bisa menjelma menjadi unicorn seperti Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
Hingga September 2018, klaim Jokowi, Indonesia baru memiliki 2.739 startup.
"Contoh nyatanya adalah bahwa kita sudah punya road map e-Commerce Indonesia yang semuanya sudah dimulai untuk dijalankan," kata Presiden.
Menurut data Startup Rangking, sebuah situs yang memantau perkembangan perusahaan rintisan di seluruh dunia, Indonesia berada di urutan kelima negara dengan startup terbanyak di dunia.
Meski demikian data Startup Rangking sedikit berbeda dari milik Jokowi. Indonesia disebut baru memiliki 1.930 perusahaan rintisan dan hanya kalah dari Amerika Serikat (45.829), India (5.752), Inggris (4.821), Kanada (4.207), dan Jerman (1.945).