Studi: 5 Negara Kuasai 70 Persen Alam Liar Tersisa di Bumi

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 01 November 2018 | 10:34 WIB
Studi: 5 Negara Kuasai 70 Persen Alam Liar Tersisa di Bumi
Foto udara sungai berkelok membelah hutan di Kabupaten Mimika, Papua, Senin (29/1).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekitar 70 persen dari alam liar di Bumi kini hanya dikuasai oleh lima negara di dunia, selebihnya sudah disentuh oleh tangan-tangan rakus manusia, demikian hasil penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature terbaru.

Studi yang digelar oleh para peneliti dari University of Queensland dan Wildlife Conservation Society (WCS) itu menghasilkan sebuah peta global yang menunjukkan negara-negara yang berhasil menjauhkan alam liar dari aktivitas industri dalam skala besar.

Dalam studi itu diketahui bahwa Australia, Amerika Serikat, Brasil, Rusia, dan Kanada adalah lima negara yang masih memiliki alam liar dengan luas cukup besar.

Peta itu menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki sangat sedikit kawasan liar yang belum tersentuh kegiatan industri dan kawasan itu berada di daerah Kalimantan.

Para peneliti menemukan bahwa lebih dari 77 lahan dan 87 persen lautan di permukaan Bumi - tak termasuk Antartika - sudah dimodifikasi oleh manusia demi kepentingan industri.

"Dalam analisis baru ini kami menciptakan sebuah peta global dan menyilangkannya dengan perbatasan-perbatasan negara untuk mengajukan pertanyaan: siapa yang harus bertanggung jawab?" kata James Watson, pemimpin studi itu, kepada The Guardian.

Para peneliti mengatakan bahwa alam liar Bumi yang tersisa bisa diselamatkan hanya jika peta itu diakui dalam kerangka kebijakan internasional.

"Semua negara harus menghentikan industri untuk masuk ke wilayah-wilayah ini," tegas Watson.

Watson juga meminta agar lima negara yang kini menguasai kawasan liar terbesar di Bumi itu untuk bertanggung jawab dan menunjukkan kepemimpinan dengan menghasilkan undang-undang yang melindungi alam, misalnya dengan memberikan insentif bagi perusahaan yang berani tak masuk ke kawasan liar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI