5 Faktor yang Paling Sering Picu Kecelakaan Pesawat

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 31 Oktober 2018 | 17:07 WIB
5 Faktor yang Paling Sering Picu Kecelakaan Pesawat
Petugas Basarnas mengumpulkan barang-barang temuan milik penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Posko Penyelamatan Lion Air, Dermaga JICT 2, Jakarta, Selasa (30/10). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Salah satu insiden paling terkenal terkait cuaca buruk terjadi pada Februari 1958 ketika pesawat bermesin kembar milik British European Airways jatuh saat lepas landas dari Bandara Munich-Riem.

Dari 23 orang yang tewas dalam insiden itu, banyak yang merupakan pemain klub sepak bola Manchester United.

Para penyidik berkesimpulan bahwa pesawat tersebut menjadi lamban karena lumpur salju di landasan pacu (hal tersebut dikenal oleh para pilot sebagai “kontaminasi landasan” atau “runway contamination”)—sehingga pesawat tersebut gagal mencapai kecepatan lepas landas yang diperlukan.

Yang menarik dicatat adalah, petir bukanlah ancaman utama yang seharusnya ditakuti oleh penumpang.

4. Sabotase

Sekitar 10% kegagalan pesawat terbang disebabkan sabotase. Sebagaimana sambaran petir, risiko kecelakaan dari sabotase jauh lebih sedikit dibandingkan kekhawatiran orang-orang. Namun, sepanjang sejarah terdapat beberapa serangan mencengangkan yang disebabkan oleh pelaku sabotase.

Pada September 1970, pembajakan tiga pesawat jet yang menuju Dawsons Field di Yordania menjadi titik balik dalam sejarah penerbangan yang mencetuskan evaluasi keamanan.

Dibajak oleh para pengikut Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina, ketiga pesawat terbang tersebut menjadi liputan seluruh media dunia.

Meskipun perbaikan telah dilakukan di sana-sini, beberapa pelaku kejahatan masih bisa menembus tirai keamanan, termasuk Richard Reid, “pembom sepatu” pada tahun 2001. Untunglah Reid tidak berhasil menjatuhkan pesawat di tengah penerbangan.

5. Kesalahan manusia jenis lainnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI