"Mereka terbang lebih cepat dari yang seharusnya," kata pilot kedua juga dari maskapai berbeda.
Apa itu Pipa Pitot?
Pipa pitot sendiri adalah pipa ramping berlubang yang biasa ditemukan pada sayap atau tubuh pesawat. Fungsinya untuk mengetahui kecepatan pesawat di udara (airspeed), sebuah fungsi yang sangat vital bagi pilot untuk mengemudikan pesawat.
Jika terlalu pelan, maka pesawat akan jatuh. Tetapi terlalu cepat, maka pesawat bisa pecah berkeping-keping.
Setiap pipa, demikian tulis The New York Times, memiliki dua lubang. Pertama, lubang yang terletak di depan tempat udara mengalir dan sebuah lubang lagi di sisi pipa.
Pipa itu bekerja dengan cara mengukur perbedaan tekanan stagnasi di bagian depan pipa dengan tekanan statis pada sisi pipa. Beda tekanan itu bisa menentukan kecepatan pesawat di udara.
Pipa itu mengambil nama Henri Pitot, seorang ilmuwan Prancis dari abad 18 yang menemukan instrumen untuk mengukur kecepatan aliran sungai.
Masalah pada pipa pitot inilah yang juga diyakini sebagai biang kerok jatuhnya pesawat Air France bernomor penerbangan 447 di Samudera Atlantik pada 2009.
Para investigator mengatakan bahwa akibat adanya kristal es yang menutup lubang pipa, sistem komputer pesawat gagal menghitung dengan tepat kecepatan pesawat dan menyebabkan pilot keliru bereaksi.