Suara.com - Hingga saat ini semua aparat dilibatkan untuk pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang. Selain itu, Black Box juga menjadi salah satu yang kini paling dicari. Lalu bagaimana cara kerja Black Box itu sendiri?
Dimana, Black Box sendiri merupakan perekam data penerbangan. Walau sebenarnya kotak tersebut tidak berwarna hitam, melainkan oranye terang agar mudah ditemukan jika terjadi kecelakaan.
Kotak hitam atau Black Box adalah sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi, umumnya merujuk pada perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) dalam pesawat terbang.
Fungsi dari Black Box ini sendiri untuk merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan.
Baca Juga: Dahulu, Lokasi Jatuhnya Lion Air Terkenal Angker
Terdapat dua unit Black Box yang terdiri dari perekam suara kokpit (CVR) dan perekam data penerbangan (FDR). FDR sendiri bertugas untuk merekam berbagai suara yang berhubungan dengan operasi penerbangan, seperti waktu, ketinggian, kecepatan, arah, dan kondisi pesawat.
Sementara itu, CVR yang terletak di kokpit, bertugas untuk merekam suara mesin, peringatan, hingga suara pembicaraan pilot. Hal ini dapat dikatakan bahwa Black Box merekam semua suara di kokpit, selain pembicaraan pilot Black Box pun merekam lalu lintas radio.
Karena percakapan pribadi antara pilot juga disimpan dalam Black Box, itulah sebabnya file audio yang direkam harus ditangani dengan hati-hati saat pengevaluasian untuk memperjelas kecelakaan atau malfungsi. Umumnya, perangkat Black Box lama hanya dapat merekam 30 menit terakhir namun sekarang dapat merekam maksimum 120 menit.
Black Box menggunakan sistem looping di mana perekam tersebut akan terus merekam hal baru lalu menghapus yang lama setiap 30 menit sekali.
Karena didesain menyimpan file rahasia, Black Box didesain dengan material yang kuat untuk menghadapi jenis kerusakan apapun. Sebelum mulai digunakan, Black Box biasanya diuji apakah perangkat tersebut dapat menahan benturan dengan dinding beton pada 750 kilometer per jam, beban statis 2,25 ton selama setidaknya lima menit, suhu maksimum 1.100 derajat Celcius selama satu jam, dan tekanan air yang memiliki kedalaman hingga 6.000 meter.
Baca Juga: Kisah Pilot Sully, Berhasil Selamatkan Penumpang di Sungai Hudson
Dilengkapi dengan underwater locator beacon (ULB), Black Box juga dapat ditemukan karena ULB akan mengirim gelombang ultrasonik yang dapat dikenali sonar sehingga para evakuator dapat langsung mencarinya jika terjatuh ke dalam laut.
Namun, tak semua orang dapat memeriksa data yang tersimpan di dalam Black Box. Setelah Black Box ditemukan, akan dibawa ke lab dan jika tidak mengalami kerusakan serius maka data-datanya dapat langsung diunduh.
Biasanya, pemeriksanya berasal dari perwakilan pihak pesawat, pihak produsen pesawat, serta spesialis bahasa. Dan hanya beberapa agen khusus di seluruh dunia yang mampu mengevaluasi Black Box karena tidak setiap agen dapat memeriksa berbagai model. [DW]