Suara.com - Facebook telah menemukan dan menghapus lusinan halaman, akun dan komunitas, diduga berasal dari Iran. Semua ini diduga terkait dengan yang dikatakan perusahaan sebagai "perilaku tidak autentik", dengan menargetkan orang di AS dan Inggris.
Postingan yang terkena dampak terfokus pada topik yang memecah belah seperti hubungan ras, oposisi terhadap Presiden Donald Trump dan imigrasi.
"Kami tidak bisa mengatakan dengan pasti siapa yang bertanggung jawab," katanya dalam posting blog.
Ia menambahkan bahwa sejauh ini tidak menemukan hubungan dengan pemerintah Iran tetapi penyelidikannya sedang berlangsung.
Baca Juga: Ini Pesaing TikTok Buatan Facebook
Perusahaan itu mengatakan telah mengidentifikasi 82 halaman, kelompok dan akun yang mengoordinasikan perilaku tidak autentik di Facebook dan Instagram yang melanggar kebijakan platform tersebut.
Namun, hanya dua iklan yang terhubung dengan upaya itu, katanya.
Hingga Juni 2016, Facebook mengatakan, banyak kegiatan terjadi selama setahun terakhir. Para peneliti di Dewan Atlantik, yang mengkaji perilaku tersebut, mengatakan banyak dari akun yang disamar sebagai orang-orang liberal Amerika.
Tidak seperti batch propaganda Iran yang diidentifikasi Facebook pada bulan Agustus lalu, pesan-pesan ini muncul lebih bervariasi dengan komentar anti-Israel dan anti-Arab Saudi.
"Evolusi taktik dari pesan pro-Iran sebelumnya yang lebih terang menunjukkan operasi telah belajar dari pencabutan sebelumnya," kata dewan tersebut.
Baca Juga: Skandal Data Cambridge Analytica, Facebook Didenda Rp 9 M
Namun, Facebook belum bisa memastikan berapa banyak orang yang melihat pos dan foto yang dibagikan di akun palsu atau mengklik "menghadiri" acara palsu tersebut.
Namun, Dewan Atlantik mengatakan, beberapa halaman memiliki banyak pengikut. Misalnya, halaman Facebook I Need Justice Now memiliki lebih dari 13 juta tampilan video.
Secara keseluruhan, Facebook mengatakan, lebih dari satu juta orang mengikuti setidaknya satu dari 30 halaman, sementara sekitar 25.000 anggota Facebook telah bergabung setidaknya satu dari tiga kelompok.
Lebih dari 28.000 orang mengikuti setidaknya satu dari 16 akun Instagram.
Akun palsu itu juga telah menciptakan tujuh "peristiwa" di Facebook yang orang-orang telah mengindikasikan bahwa mereka akan hadir.
Pengungkapan ini dilakukan hanya beberapa minggu sebelum pemilihan kongres yang diperebutkan di AS dan ketika Inggris terus memperdebatkan Brexit, yang telah memicu pembicaraan tentang tantangan kepada Perdana Menteri Theresa May.
Ini mengikuti tindakan yang diambil perusahaan pada bulan Agustus, di mana ia mengatakan telah menghapus ratusan halaman dan kelompok, terkait dengan Iran dan Rusia, yang telah terlibat dalam apa yang digambarkan perusahaan sebagai kegiatan "menyesatkan". [BBC]