Suara.com - Badan antariksa Eropa dan Jepang, pada Jumat (19/10/2018), sukses meluncurkan sebuah satelit yang akan meneliti Merkurius, planet terkecil yang paling misterius di tata surya kita.
Misi bertajuk BepiColombo, yang dibopong roket Ariane 5 dari Guyana Prancis, akan butuh waktu tujuh tahun untuk merampungkan tugasnya.
"Peluncuran BepiColombo adalah tonggak bersejarah bagi ESA (badan antariksa Eropa) dan JAXA (badan antariksa Jepang)," kata Direktur Jenderal ESA Jan Woerner seperti dikutip Reuters.
"Selain penuh tantangan, misi ini akan membawa pulang banyak ilmu pengetahuan," lanjut dia.
BepiColombo, yang namanya diambil dari ilmuwan Italia Giuseppe "Bepi" Colombo, akan terbang mengelilingi Bumi selama satu setengah tahun sebelum melesat ke arah Venus, mengitari planet dua kali, kemudian lima kali memutari Merkurius sebelum tiba di orbit planet itu sekitar Desember 2025.
Setelah tiba di orbit Merkurius, wahana itu akan melepaskan dua satelit berbeda: Mercury Planetary Orbiter (MPO) buatan ESA dan Mercury Magnetospheric Orbiter (MMO) milik JAXA.
MPO akan mempelajari permukaan Merkurius dan inti planet itu. Penelitian ini akan menjawab mengapa sebagian inti planet Merkurius masih berbentuk cair. Sementara MMO akan mengumpulkan data-data soal magnetosfer Merkurius.
Menurut The Guardian, penelitian ini sangat penting untuk mengetahui asal-muasal tata surya kita dan tentang asal mula kehidupan di Bumi - juga mungkin di planet atau bulan lain di tata surya kita.
Selain itu, penelitian Merkurius juga diharapkan bisa membuka wawasan soal planet-planet di tata surya lain, khususnya planet-planet batuan seperti Bumi yang berada sangat dekat dengan bintang induk mereka. Merkurius sendiri adalah planet paling dekat Matahari di tata surya kita.