Suara.com - Sebagai negara kepulauan yang dikeliling gunung berapi, wilayah Indonesia terbilang rawan akan bencana seperti gempa Bumi dan tsunami. Salah satunya yang populer akhir-akhir ini adalah gempa Megathrust.
Dalam istilah ilmu bumi, kata 'thrust' yang dimaksud, merujuk pada salah satu mekanisme gerakan lempeng Bumi yang menimbulkan gempa dan memicu gelombang pasang atau tsunami. Dengan kata lain, Megathrust adalah kondisi di mana lempeng satu mendorong lempeng-lempeng yang lainnya sehingga akhirnya terjadi subduksi dan gempa.
Berikut ini empat fakta mengenai gempa Megathrust:
1. Gempa dengan skala yang sangat besar
Baca Juga: Ini Penyebab Gempa 5,2 SR Guncang Lebak
Skala atau kekuatan gempa Megathrust bisa dimulai dari 8,0 SR. Bahkan, para ilmuwan memprediksi gempa Megathrust bisa mencapai lebih parah dari 9,0 SR.
Sejak tahun 1960-an diketahui sudah ada gempa Bumi berkekuatan 9,0 SR atau lebih besar, sebagai contohnya adalah gempa Great Chilean dan gempa Alasa yang terkenal pada 1964.
2. Zona Megathrust
Zona Megathrust dibagi menjadi tiga zona besar yaitu Andaman Megathrust, Sumatera Megathrust, dan Java Megathrust. Zona ini sangat luas, sekitar lebih dari 5.500 km yang dimulai dari utara Myanmar ke barat daya Sumatera lalu berlanjut ke selatan Jawa dan Bali, kemudian berakhir di Australia.
Hal ini juga berkaitan erat dengan gunung berapi yang tersebar di wilayah Ring of Fire. Sekitar 90 persen gempa bumi di Indonesia dan 80 persen gempa Bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang Ring of Fire.
Baca Juga: Apes! Ketahuan Selingkuh dari Pesan Gempa
Gunung berapi di Indonesia termasuk yang paling aktif dalam lingkaran Ring of Fire. Mereka terbentuk karena zona subduksi tiga lempeng tektonik aktif utama yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.