Facebook Putuskan Tak Beri Perlindungan ID untuk Korban Peretasan

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 14 Oktober 2018 | 08:16 WIB
Facebook Putuskan Tak Beri Perlindungan ID untuk Korban Peretasan
Ilustrasi Facebook. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Facebook mengatakan tidak akan memberikan perlindungan penipuan identitas bagi korban kebocoran data terbaru. Pada hari Jumat (12/10/2018), terungkap 14 juta pengguna sebagai korban pencurian data pribadi oleh peretas.

Ini termasuk riwayat pencarian, data lokasi dan informasi tentang hubungan, agama dan banyak lagi.

Namun, tidak seperti peretasan besar lainnya yang melibatkan perusahaan besar, Facebook mengatakan, tidak memiliki rencana untuk menyediakan layanan perlindungan bagi pengguna yang menjadi korban.

Seorang analis mengatakan bahwa keputusan itu berfaedah.

Baca Juga: Cara Mudah Mengidentifikasi Akun Facebook yang Diretas

"Informasi semacam ini dapat membantu pencuri menciptakan program pencurian berbasis rekayasa sosial, memangsa korban peretasan Facebook," kata Patrick Moorhead, dari Moor Insights and Strategy.

Untuk pengguna yang paling parah terkena dampak, yakni sekitar 14 juta akun, Facebook mengatakan bahwa data yang dicuri termasuk nama pengguna, jenis kelamin, lokal/bahasa, status hubungan, agama, kota asal, kota yang dilaporkan sendiri saat ini, tanggal lahir, jenis perangkat yang digunakan untuk mengakses Facebook, pendidikan, pekerjaan, 10 tempat terakhir yang mereka periksa atau ditandai, situs web, orang atau halaman yang mereka ikuti, dan 15 pencarian terbaru.

Biasanya, perusahaan yang terkena dampak pelanggaran data besar, seperti Target, pada tahun 2013, memberikan akses ke agen perlindungan kredit dan metode lain untuk menurunkan risiko pencurian identitas. Perusahaan yang diretas lainnya, seperti di Playstation Network dan lembaga pemantau kredit Equifax, menawarkan solusi serupa.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan bahwa untuk saat ini, tidak akan mengambil langkah yang sama. Pengguna justru akan diarahkan ke bagian bantuan situs web.

"Sumber daya yang kami tunjukkan kepada orang-orang didasarkan pada jenis data aktual yang diakses, termasuk langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk membantu melindungi diri mereka dari email yang mencurigakan, pesan teks, atau panggilan," kata juru bicara itu.

Baca Juga: Demi Ini, Instagram Uji Pelacakan Lokasi dan Share ke Facebook

Dia tidak akan mengatakan jika halaman bantuan yang dimaksud telah diperbarui sejak perusahaan menemukan pelanggaran baru-baru ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI