Suara.com - Rabu kemarin (10/10/2018), Topan Michael telah menghantam Florida Pandhandle, sampai Mexico Beach, di Amerika Serikat (AS). Muncul dari Perairan Karibia dan mendekati Gulf of Mexico, memiliki kecepatan 249,4 km/jam yang disebutkan oleh Association Press sebagai badai paling dahsyat menuju daratan Amerika Serikat sejak Topan Camille (1969).
Bila dianalogikan dengan balap single seater tercepat di dunia, Formula One (F1), kecepatan Topan Michael adalah setengah kali kecepatan laju kendaraan F1 yang mencapai sekitar 476 km/jam.
Dilansir dari Live Science, bertiupnya Topan Michael menuju daratan disebut para pakar meteorologi National Hurricane Center (NHC) sebagai salah satu badai terkuat dalam sejarah negeri itu. Sebelumnya adalah Topan Katrina (2005), Camille (1969), dan sebuah badai tanpa nama yang menerjang Florida tepat di Hari Buruh pada 1935.
Patut dicatat, berbincang tentang kekuatan angin topan, maka yang dikemukakan terlebih dahulu adalah soal tekanan udara, dan hasilnya adalah besaran atau kecepatan angin bertiup saat mencapai atau menghantam kawasan.
Baca Juga: Aktivis PGC Against IMF-WB Pidato Protes di Hadapan Direktur IMF
Topan adalah sistem tekanan rendah yang intens, dan tingkat penurunan tekanan atmosfer dalam badai adalah proksi meteorologi terbaik untuk keseluruhan kekuatan dan intensitas topan.
Menurut NHC, pembacaan tekanan Topan Katrina adalah 920 milibar (sekitar 8 persen lebih rendah dari rata-rata 1.000 mb tekanan udara di permukaan laut). Camille pada 900 mb, badai tanpa nama Hari Buruh pada intensitas puncak 892 mb, sementara rekaman terakhir Topan Michael adalah 919 mb.
Tekanan Topan Michael yang lebih rendah daripada Topan Katrina tidak berarti kadar bahayanya lebih rendah. Topan Katrina yang menghantam dari Florida hingga Texas di Amerika Serikat pada 2005 menewaskan lebih dari 1.000 orang karena kegagalan infrastruktur dan salah penanganan sumber daya darurat.
Senada, Topan Maria di Puerto Rico pada 2017 yang menewaskan hampir 3.000 orang, memiliki tekanan 914 mb.
Sampai berita ini diturunkan, korban meninggal karena Topan Michael adalah satu orang, dan perlu dicatat bahwa warga di wilayah Florida Panhandle tidak terbiasa dengan angin topan kuat, dan tidak sedikit dari warga tinggal di rumah mobil.
Baca Juga: Gempa Sumenep, Gubernur Soekarwo Pastikan Tak Ada Libur Sekolah
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC atau Intergovernmental Panel on Climate Change) merilis laporan pada Senin lalu (8/10/2018) bahwa temuan sains tentang badai dan topan adalah: jumlah total siklon tropis diproyeksikan menurun akibat pemanasan global, sementara siklon yang paling intens (kategori 4 dan 5) diproyeksikan akan terjadi lebih sering.