Perguruan Tinggi di India Punya Cara Beda Ajarkan Sains

Jum'at, 05 Oktober 2018 | 13:45 WIB
Perguruan Tinggi di India Punya Cara Beda Ajarkan Sains
Ilustrasi sains. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah organisasi pendidikan di India baru-baru ini memicu kontroversi dengan mengajarkan mahasiswanya mengenai penemuan modern seperti aeronautika, baterai, serta penemuan tentang gravitasi berasal dari India selama Zaman Veda, ribuan tahun yang lalu.

Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (HRD) memutuskan untuk memasukkannya ke kurikulum fakultas teknik yang berbentuk dalam sebuah buku berjudul Bharatiya Vidya Saar. Buku kontroversional ini diperkenalkan sebagai bagian dari mata kuliah kredit opsional di universitas teknik dan universitas yang berafiliasi dengan All India Council for Technical Education (AICTE).

Dalam salah satu bab buku tersebut yang berjudul "Mitos vs Realitas", bagian "Mitos" tertulis bahwa aeronautika dikembangkan oleh Wright bersaudara pada tahun 1903. Sementara itu di bagian "Realitas" ditulis bahwa pada Zaman Veda, Maharshi Bhardwaj menulis sebuah epik yang disebut Yantra Sarvasva dan aeronautika adalah bagian dari epik tersebut. Ini 5.000 tahun sebelum penemuan Wright bersaudara mengenai pesawat.

Penemuan listrik dan baterai juga dikaitkan dengan ilmuwan India kuno. Dalam buku tersebut dituliskan bahwa Maharishi Agastya di Agastya Sanhita berbicara tentang listrik dan baterai jauh sebelum ilmuwan Frederik Daniel dan Benjamin Franklin.

Baca Juga: Dibutuhkan : Lebih Banyak Perempuan Bidang Sains dan Tekno

Bahkan, teori gravitasi yang dikemukakan oleh Isaac Newton dikoreksi di dalam buku tersebut. Dituliskan bahwa teori gravitasi yang ditemukan oleh Newton adalah sebuah mitors, kebenarannya adalah ribuan tahun sebelum Newton, sejumlah epik menulis tentang gravitasi dan dapat ditemukan bukti di Rig Veda.

"Tujuannya adalah untuk membuat siswa menyadari pengetahuan ilmiah kuno, untuk itulah mengapa kurikulum ini telah dikembangkan. Selama berabad-abad, kita telah belajar bagaimana orang Inggris menemukan benda-benda karena mereka memerintah kita selama ratusan tahun dan ingin kita belajar apa yang mereka rasakan. Sekarang saatnya untuk mengubah hal-hal itu dan kami berharap dapat melakukannya dengan mata kuliah ini," jelas seorang profesor yang namanya tidak ketahui, seperti dikutip dari Oddity Central.

Sementara itu, menteri pendidikan Rajasthan Vasudev Devnani juga dikenal memperebutkan fakta-fakta ilmiah yang telah diterima secara umum. Ia mengklaim bahwa hukum gravitasi dirumuskan oleh astronom India Bragmagupta II setidaknya 1.000 tahun sebelum Newton.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI