Suara.com - Sejumlah ilmuwan dari The Australian National University (ANU) berhasil menemukan binatang tertua di dunia yang hidup sekitar 558 juta tahun silam, setelah menganalisis molekul-molekul lemak pada sebuah fosil purba yang ditemukan di Rusia pada 2013 lalu.
Binatang unik itu, dengan panjang 1,4 meter, disebut Dickinsonia. Bentuknya oval, dengan segmen mirip tulang rusuk menjuntai di sepanjang sisi tubuhnya.
Ia diduga bagian dari Ediacara Biota yang mendiami Bumi sekitar 20 juta tahun silam, sebelum terjadinya ledakan Cambrian yang memicu munculnya binatang-binatang lebih kompleks seperti moluska, cacing, arthropoda, dan spons di Bumi
Fosil Dickinsonia itu ditemukan oleh ilmuwan ANU, Ilya Bobrovskiy, ketika ia sedang meneliti di area terpencil di dekat Laut Putih, Rusia. Fosil itu diketahui masih sangat terawat dan masih mengandung molekul-molekul kolesterol, yang lazim ditemukan pada binatang.
"Molekul-molekul lemak pada fosil yang kami temukan membuktikan bahwa binatang itu berukuran besar dan populasinya banyak sekitar 558 juta tahun silam, jutaan tahun lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Jochen Brocks, peneliti di balik temuan itu.
Brocks mengatakan bahwa selama 75 tahun terakhir para ilmuwan dibuat bingung oleh Dickinsonia. Mahluk itu tadinya diduga sebagai buah "evolusi yang gagal", sampai fosil di Rusia itu ditemukan dan diteliti.
Sebelumnya para peneliti berhasil menemukan dan mempelajari fosil-fosil Dickinsonia yang ditemukan menempel di bebatuan di Australia. Tetapi karena terpapar panas dalam waktu lama, fosil-fosil itu sudah tak memiliki material organik.
Adapun dalam meneliti fosil dari Rusia itu, Brocks dan rekan-rekannya menggunakan pendekatan baru. Jika para ilmuwan sebelumnya fokus pada struktur fosil, maka Brocks memiliki untuk mengananalisis molekul yang ditemukan di dalam fosil Dickinsonia.
Studi tentang Dickinsonia itu diterbitkan di jurnal Science pada Jumat, 21 September kemarin. (Science Daily)