Setelah di Vietnam, Go-Jek Segera Beroperasi di Thailand

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 14 September 2018 | 17:42 WIB
Setelah di Vietnam, Go-Jek Segera Beroperasi di Thailand
Presiden Go-JEK Indonesia Andre Soelistyo menghadiri acara penandatanganan Nota Kesepahamam terkait "Studi pengembangan Non-Farebox Busines dan Mobile Payment untuk MRT Jakarta" di Wisma Nusantara, Jakarta, Selasa (22/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Go-Jek akan segera mengoperasikan layanannya di Thailand setelah pada pekan ini meresmikan layanannya yang menggunakan nama Go-Viet di Hanoi, Vietnam.

Presiden Go-Jek Indonesia, Andre Soelistyo, mengatakan bahwa akan segera beroperasi di Thailand dan sedang berkoordinasi dengan regulator di Singapura dan Filipina untuk mewujudkan ambisi ekspansi Asia Tenggara.

"Thailand dalam waktu sangat dekat ... tim kami sudah bergerak untuk mengoperasionalisasikan produk (di sana)," kata dia.

Pada Juni lalu pernah diberitakan bahwa Go-Jek akan beroperasi pada September ini di Thailand dengan menggunakan merek GET. Sama seperti di Vietnam, di Thailand Go-Jek juga akan menggandeng mitra lokal.

Sementara di Singapura dan Filipina, jelas Andre, Go-Jek sedang berusaha untuk memenuhi semua persyaratan agar bisa memperoleh izin untuk beroperasi.

Sebelumnya diberitakan bahwa Go-Jek sedang mengurus perizinan dan bahkan sudah mendirikan sebuah perusahaan baru di Filipina. Sementara pada April lalu beredar kabar bahwa Go-Jek disebut sudah bernegosiasi dengan ComfortDelGro, operator taksi terbesar di Singapura. ComfortDelGro tadinya bermitra dengan Uber.

Pada Mei lalu Go-Jek mengumumkan telah mempersiapkan investasi senilai 500 juta dolar Amerika Serikat untuk berekspansi ke empat negara di Asia Tenggara.

Peresmian Go-Viet di Hanoi pada Rabu (12/9/2018) menandai ekpansi Go-Jek di kawasan Asia Tenggara. Di Vietnam, Go-Jek sudah beroperasi di Hanoi dan Ho Chi Minh City.

Andre mengatakan bahwa Vietnam dipilih sebagai negara pertama di Asia Tenggara karena beberapa faktor. Dua di antaranya adalah kemiripan budaya dengan Indonesia dan tingginya penetrasi media sosial.

"Penetrasi sepeda motor (di Vietnam) sangat tinggi dan itu adalah kunci utama bagi platform kami," kata Andre.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI