Suara.com - Belum lama ini anak Jaksel alias Jakarta Selatan menjadi bahan perundungan di media sosial karena kerap menggunakan gaya bahasa yang mencampuradukkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Namun menurut studi, gaya bahasa bilingual seperti ini justru memiliki manfaat bagi kesehatan otak.
Ya, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences menemukan bahwa orang yang kerap menggunakan bahasa bilingual memiliki kemampuan kognitif yang lebih menonjol dibandingkan mereka yang terbiasa hanya menggunakan satu bahasa.
Untuk mendapatkan temuan ini peneliti meminta bantuan 21 responden yang fasih dalam American Sign Language (ASL). Para peneliti lantas mendokumentasikan peserta yang melihat gambar dan menamai keduanya dalam bahasa Inggris dan bahasa lainnya secara bersamaan. Lalu peneliti mengukur aktivitas otak mereka.
Esti Blanco-Elorrieta, mahasiswa pascasarjana di lab neurolinguistik NYU, mengatakan bahwa responden yang mampu menguasai dua bahasa dan menggunakannya dalam satu kalimat secara bergantian memiliki kemampuan kognitif yang lebih menonjol. Pasalnya proses pengalihan bahasa membuat otak harus melepaskan bahasa yang digunakan saat itu dan menggantinya dengan bahasa baru.
Baca Juga: Ditanya Emak-emak Soal Prabowo, Sandiaga: Doakan Rujuk Lagi Bu
"Tampaknya orang yang melakukan gaya bahasa bilingual terlihat sangat mudah dalam melafalkannya. Namun sebenarnya proses yang mereka lalui sangat rumit dan melibatkan koordinasi dua sistem bahasa yang independen," ujar dia.
Dr Christos Pliatsikas, dari University of Reading di Inggris yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa hasil studi itu mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kontrol kognitif yang diperlukan untuk berbicara secara bilingual bisa melatih otak menjadi lebih efisien.
"Otak manusia terdiri dari dua bagian. Ketika Anda melatih otak dengan terbiasa berkomunikasi secara bilingual, maka Anda akan memiliki ukuran otak kiri yang lebih besar dibandingkan bagian kanan," tandas dia.