Suara.com - Setelah dicoreng dengan skandal kamera, nama Huawei kini kembali menjadi gunjingan karena ketahuan mengelabui tes benchmark, yang biasa digunakan untuk mengukur performa sebuah ponsel pintar.
Skandal baru ini bermula tengah pekan ini ketika website AnandTech menemukan dan melaporkan bahwa Huawei P20 sudah diprogram untuk meningkatkan performanya saat diuji di platform benchmark 3DMark.
Lalu pada Kamis (6/9/2018), UL Benchmark - perusahaan di balik 3DMark - mengumumkan bahwa mereka telah memeriksa tudingan AnandTech itu dan memastikan bahwa kecurangan itu memang dilakukan oleh Huawei.
UL Benchmark bahkan menemukan bahwa praktik itu dilakukan Huawei bukan hanya pada P20, gawai terbarunya, tetapi juga pada Huawei P20 Pro, Huawei Nova 3, dan Honor Play, merek yang masih di bawah naungan Huawei.
"Setelah menguji perangkat-perangkat itu di laboratorium dan memastikan bahwa mereka melanggar aturan kami, maka kami memutuskan untuk mencopot perangkat-perangkat itu dari rangking performa kami," tulis UL Benchmark dalam pernyataan resminya.
Huawei sendiri tak membantah dan mengakui memang memiliki mode untuk mengoptimalkan performa ketika aplikasi benchmark dijalankan.
"Dalam skenario-skenario benchmarking normal, ketika software Huawei mendeteksi aplikasi benchmarking, software tersebut akan menyesuaikan ke performance mode," terang Manajer Humas Huawei Device Indonesia, Bianca Resita.
Huawei juga menegaskan bahwa skor benchmark bukan prioritas dan lebih mementingkan kepuasan pelanggan ketika menggunakan gawai-gawai buatan mereka.
Sebelumnya pada Agustus lalu Huawei juga ketahuan menggunakan hasil foto kamera DSLR dalam iklan yang mempromosikan kualitas foto kamera pada ponsel Huawei Nova 3.