Suara.com - First Man, film yang bercerita tentang kehidupan Neil Armstrong, manusia pertama yang mendarat di Bulan, memicu kontroversi di Amerika Serikat. Kelompok konservatif, menilai film tentang astronot AS itu, anti-Amerika.
Film First Man, yang diputar perdana di festival film Venice, Prancis akhir Agustus kemarin menuai banyak pujian. Film itu dibintangi aktor Kanada, Ryan Gosling dan disutradarai Damien Chazelle, yang lahir di AS dari ayah berkewarganegaraan Prancis dan ibu dari Kanada.
Tudingan "anti-Amerika" dilayangkan karena film itu tidak menampilkan kisah ketika Armstrong dan rekannya, Buzz Aldrin mengibarkan bendera AS di permukaan Bulan.
Gosling, kepada Daily Telegraph, mengatakan bahwa peristiwa pendaratan di Bulan itu "melampui batas-batas negara" dan "lebih dipandang, pada akhirnya, sebagai pencapaian umat manusia (dan) begitulah kami memilih untuk melihatnya."
Aktor 37 tahun itu juga menilai bahwa Armstrong "tak melihat memandang dirinya sebagai pahlawah Amerika".
"Dari wawancara saya terhadap keluarganya dan orang-orang yang mengenalnya, yang muncul justru sebaliknya. Dan kami ingin film ini mencerminkan Neil yang sesungguhnya," jelas Gosling.
"Saya orang Kanada. Jadi bisa saja ada bias dalam pandangan saya," aku Gosling.
Kontroversi itu juga ditanggapi oleh politikus Partai Republik, Marco Rubio. Senator Florida itu mengatakan film First Man merugikan AS di saat warga Amerika perlu diingatkan kembali akan pencapaian yang pernah diraih saat mereka bekerja sama.
"Orang Amerika membiayai misi itu, yang diluncurkan menggunakan roket yang dibuat oleh orang Amerika, menggunakan teknologi dan mengangkut astronot-astronot Amerika. Itu bukan misi Perserikatan Bangsa-Bangsa," tulis Rubio dalam akun Twitter-nya.
Reaksi Rubio itu ditanggapi dingin oleh Chazelle.