Suara.com - Sekelompok astronom mengambil serangkaian gambar terbaru yang memperlihatkan aurora di kutub utara Saturnus dengan menggunakan teleskop antariksa Hubble. Diamati dalam cahaya ultraviolet, penampakan ini adalah gambar paling komprehensif.
Dilakukan selama tujuh bulan pada 2017, Hubble sukses mengambil gambar aurora di atas kutub utara Saturnus menggunakan instrumen Space Telescope Imaging Spectrograph. Pengamatan ini juga dilakukan sebelum dan sesudah posisi Matahari tertinggi di musim panas atau summer solstice di kutub utara Saturnus.
Di Bumi sendiri, aurora dibentuk oleh partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari dalam bentuk badai Matahari. Ketika aliran partikel bermuatan tersebut mendekati Bumi, aliran ini akan berinteraksi dengan medan magnet Bumi lalu dialirkan ke kedua kutub, kemudian berinteraksi lagi dengan atom-atom di lapisan atmosfer teratas dan berpendar dalam cahaya aurora.
Sejatinya fenomena alam aurora juga terjadi di planet-planet raksasa seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Akan tetapi karena atmosfer masing-masing dari keempat planet ini tidak sama seperti Bumi, aurora di planet-planet itu hanya bisa dilihat dalam panjang gelombang ultraviolet.
Baca Juga: Penutupan Asian Games 2018, JK: Indonesia Bersahabat untuk Asia
Berkat adanya Hubble, para astronom bisa memantau perilaku aurora seperti di kutub utara Saturnus.
Rupanya, aurora di Saturnus juga terbentuk dengan proses yang sama seperti di Bumi. Namun bedanya, aurora di Bumi sebagian besar disebabkan ketika partikel berenergi tinggi dari badai Matahari, berinteraksi dengan nitrogen atau oksigen atmosfer Bumi, maka aurora Saturnus disebabkan oleh elektron dari angin Matahari yang menabrak molekul hidrogen dan atom di atmosfer teratasnya.