Suara.com - Pemilik Yahoo, Oath, disebutkan sedang dalam pembicaraan dengan pemasang iklan soal penyediaan layanan yang akan menganalisa lebih dari 200 juta kotak masuk Yahoo Mail untuk digunakan sebagai data konsumen.
Dilansir dari The Verge, pihak Yahoo melakukan scanning email dan mengatakan bahwa tindakan itu hanya untuk memindai email promosi. Supaya Yahoo tidak melakukan pemindaian email, pengguna bisa mengaturnya di menu Pengelola Minat Iklan dan memilih opsi "tidak ikut serta".
Oath menggunakan algoritma untuk mengurutkan email Yahoo dengan preferensi konsumen yang berbeda. Misalnya, pengguna yang sering membeli tiket pesawat akan diberi label frequent flyer oleh algoritma Oath. Kemudian pengiklan bisa mentargetkan kelompok pengguna ini saat bermitra iklan dengan Oath.
Meski dilakukan pemindaian, Oath mengatakan bahwa email pribadi akan diabaikan dan informasi identitas pribadi akan disembunyikan dari data yang diberikan kepada pengiklan.
Baca Juga: Bayar 3 Kali Lipat, Real Madrid Resmi Pulangkan Mariano Diaz
Sepertinya, tindakan ini diambil Oath agar mampu bersaing dengan kepopuleran Gmail. Dikabarkan bahwa pihak Yahoo mengetahui bahwa kebanyakan pengguna memakai Yahoo hanya sebagai akun spam untuk mengumpulkan email promosi dan celah itulah yang dimanfaatkan Oath dan pengiklan.
Data statistik 2017 membeberkan bahwa Yahoo Mail populer di kalangan usia 65 tahun ke atas, sementara mereka yang berusia 18 sampai 29 tahun lebih memilih untuk memakai Gmail.