Suara.com - Teknologi Internet of Things (IoT) dinilai dapat menjadi ladang bisnis baru bagi operator telekomunikasi Indonesia, demikian dikatakan Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail.
Berbicara dalam pembukaan Asia IoT Business Platform di Jakarta, Selasa (28/8/2018), Ismail mengatakan operator tidak bisa selalu mengandalkan penjualan data ke konsumen.
"Sekarang mereka sedang mengalami kondisi revenue yang tidak baik. Kalau hanya jualan internet berat, apalagi masyarakat lebih suka yang gratis, misalnya WiFi," katanya.
Dengan menggarap IoT secara serius, operator telekomunikasi diharapkan dapat kembali menghasilkan pendapatan yang melimpah.
"Ini ibarat kelahiran kedua, supaya (operator) bisa mendapat revenue lagi," ujar pejabat eselon satu ini.
Senada dengan Ismail, operator telekomunikasi mengakui bahwa bisnis IoT menyimpan potensi pendapatan yang besar. Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo, Herfini Haryono, pihaknya telah memiliki infrastruktur yang menunjang untuk implementasi IoT.
"Equipment sebenarnya sudah ready. Tinggal diaktifkan. Kita terbuka untuk bermitra dengan semua pihak untuk membangun solusi," jelas Herfini.
Di tempat yang sama, Chief Enterprise and SME Officer XL Axiata, Kirill Mankovski, mengatakan bahwa IoT adalah salah satu solusi agar bisnis operator telekomunikasi dapat tumbuh kembali.
"IoT adalah masa depan. Hal itu akan membantu kami para operator untuk mengembangkan bisnis. Ini adalah kesempatan kami untuk tumbuh," tukasnya.
Layanan IoT XL Axiata sendiri bervariasi dari mulai sistem pengamanan rumah, akses hiburan, hingga ke sistem pemantauan armada transportasi hingga logistik.