Suara.com - Semua spesies, baik manusia ataupun hewan, pasti tidur. Namun, tidak semua spesies memiliki cara tidur yang sama.
Untuk kasus burung dan mamalia, otak hewan-hewan ini menunjukkan dua pola aktivitas yang berbeda selama tidur yaitu tidur gelombang lambat (slow-wave sleep) dan rapid eye movement (REM sleep). Lalu, bagaimana dengan reptil?
Sebuah studi baru tentang reptil menunjukkan bahwa reptil memiliki pola aktivitas yang sama dalam tidur mereka yaitu tidur REM bergantian dengan jenis tidur gelombang lambat.
Dilansir dari Science Mag, para ilmuwan telah lama menduga bahwa burung dan mamalia adalah satu-satunya vertebrata yang mengalami REM, keadaan tidur di mana tubuh sebagian besar tidak bergerak tetapi otak berada dalam mode bekerja. Selama tidur REM, otak menghasilkan gelombang-gelombang aktivitas listrik berfrekuensi tinggi dan flicker mata. Pada manusia, REM terkait erat dengan bermimpi.
Baca Juga: Ditemukan! Ratusan Fosil Telur Reptil Terbang di Cina
REM yang timpang merupakan selingan tidur gelombang lambat, keadaan di mana aktivitas otak surut dan gelombang menjadi lebih sinkron. Keadaan lebih lambat ini dianggap penting untuk pembentukan dan penyimpanan ingatan.
Untuk pertama kalinya, para peneliti mampu megukur jenis tidur pada reptil menggunakan elektroda yang ditanamkan, kamera inframerah, dan data analisis. Uniknya, kadal hanya tertidur sekitar 60 sampai 90 detik. Para peneliti terus-menerus merekam aktivitas otak reptil dengan elektroda selama beberapa minggu.
Pada malam hari, otak reptil yang tidur menghasilkan irama yang dapat dipisahkan menjadi dua pola yang berbeda yaitu pada frekuensi sangat rendah sekitar 4 HZ dan frekuensi yang lebih tinggi sekitar 20 HZ. Kedua frekuensi tersebut bergantian setiap 40 detik dan membuat peneliti teringat tentang osilasi reguler antara REM frekuensi tinggi dan tidur gelombang lambat.
Dengan bantuan kamera inframerah, tim peneliti menemukan bahwa kelopak mata kadal saat tidur bergerak-gerak selama tahap REM seperti yang terjadi pada hewan lainnya. Mereka juga menemukan pola dalam fase lambat gelombang otak reptil. Selama fase lambat ini, elektroda menerima gelombang tegangan yang tajam, diikuti oleh riak listrik yang sangat mirip dengan pola pada manusia dan hewan pengerat.
Baca Juga: Selundupkan Reptil, Warga Jepang Ditangkap di Indonesia
Beberapa ilmuwan percaya, gelombang dan riak ini membantu mengubah informasi baru menjadi kenangan dengan mengulang peristiwa di masa lalu dalam gerakan cepat.
Masih banyak penelitian yang harus dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi dalam otak reptil saat tertidur dan apakah mereka bermimpi dalam waktu singkat, mengingat reptil hanya tidur 60 sampai 90 detik. Namun, menurut Matt Wilson, seorang ahli saraf di Massachusetts Institute of Technology di Cambridge, temuan ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang berlangsung selama reptil tidur.