Suara.com - Pada 18 Juli lalu, dikabarkan dua meteor telah menabrak Bulan. Hal tersebut baru terungkap baru-baru ini, setelah sekelompok astronom mengolah data dari teleskop milik Agensi Antariksa Eropa (ESA).
Menurut ESA, dua meteor tersebut kemungkinan berkaitan erat dengan hujan meteor Alpha Capricornids, sebuah peristiwa hujan meteor tahunan yang terjadi ketika Bumi dan Bulan melewati jalur bekas orbit komet 169P/NEAT.
Dilansir dari Science Alert, tabrakan ini menyebabkan kilatan di permukaan Bulan. Itulah mengapa sebuah program yang disebut Moon Impacts Detection and Analysis System (MIDAS) memanfaatkan kekuatan tiga observatorium di seluruh Spanyol untuk mengidentifikasi kilatan yang disebabkan oleh dampak meteoroid di permukaan Bulan.
"Dengan mempelajari tabrakan meteor di Bulan, kita dapat menentukan berapa banyak batu antariksa yang berbahaya dan dari sini kita dapat menyimpulkan kemungkinan dampak seperti apa yang bisa dialami oleh Bumi," ucap astrofisikawan Jose Maria Madiedo dari Universitas Huelva di Spanyol.
Baca Juga: Gerhana Bulan Juli 2018, Lapan: Waspada Banjir Rob
Kejadian ini disebut fenomena Bulan Sementara (TLP) dan kejadian ini cukup sulit untuk dipelajari karena hanya terjadi sekedipan mata saja. Tetapi setidaknya, kejadian ini benar-benar memberikan informasi berharga tentang berapa banyak batu yang beterbangan di luar angkasa sana.