Suara.com - Akun aplikasi kencan online Tinder milik salah satu petugas perempuan Angkatan Udara Kerajaan (RAF) Inggris telah diretas dan berusaha berhubungan dengan petugas lelaki RAF lainnya, demi mendapatkan detail mengenai pesawat tempur F-35 Lightning II yang dihargai 92 juta poundsterling (Rp 1,7 triliun).
Petugas perempuan itu baru sadar bahwa akunnya telah diretas dan segera memberitahu atasannya. Akibat peristiwa ini, penasehat keamanan utama RAF membuat memo peringatan pada 9 Juli lalu yang mengatakan bahwa hanya sedikit informasi yang diungkapkan.
Namun, insiden ini berfungsi untuk menyoroti risiko rekayasa sosial (SE) dan pengintaian online terhadap profil media sosial yang mengungkapkan tautan ke HM Force.
Dilansir dari Telegraph, ini menggambarkan rekayasa sosial sebagai manipulasi psikologis untuk memperoleh informasi rahasia atau sensitif yang dapat terjadi melalui telepon atau internet.
Baca Juga: Tandingi Tinder? Facebook Punya Fitur Kencan Online
Setelah serangan itu, peringatan diberikan kepada personel untuk tetap waspada tentang media sosial dan profil kencan online mereka. Mereka diingatkan tentang panduan seputar penggunaan online yang baru-baru ini diperbarui. Semua personel terikat oleh Undang-Undang Rahasia Resmi dan dapat dipenjara jika berbagi informasi dengan negara asing.
Namun, seorang juru bicara RAF menampik berita bocornya informasi rahasia tentang pesawat tempur mereka. Inggris telah berkomitmen membeli 138 pesawat tempur F-35 dan sejauh ini membeli 48 pesawat dengan biaya 9,1 miliar Poundsterling (Rp 168 triliun).
Meskipun sumber peretasan itu tidak diketahui, berita itu muncul ditengah kekhawatiran tentang negara-negara seperti Cina dan Rusia yang menggunakan serangan siber di era baru peperangan. Dan terjadi hanya beberapa bulan setelah penangkapan Bryn Jones, mantan ahli teknologi pembakaran dengan Rolls-Royce, yang merupakan bagian dari mesin F-35. Jones diduga memberikan informasi kepada pihak Cina dan kini penyelidikan masih terus berlanjut.