Suara.com - Bencana alam bisa terjadi di mana-mana, tanpa seorang pun mampu mencegahnya. Khusus menyoal gempa bumi, beberapa pakar geologi dunia telah mempredikasi bahwa 2018 bakal menjadi tahun bencana, termasuk yang buruk dalam sejarah.
Dari studi yang dilakukan beberapa ilmuwan geologi pada 2017, mereka menyimpulkan bahwa tahun ini gempa bumi bakal terjadi lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya.
Penyebab lebih banyaknya frekuensi atau tingkat keseringan atau seringnya gempa terjadi adalah keterlambatan rotasi yang terjadi pada Bumi. Meski perubahan yang terjadi hanya 1 milidetik, namun memberikan dampak begitu besar terhadap inti Bumi.
Seperti dilansir harian Metro, dari Geophysical Research Letters, pakar geologi Roger Bilham memaparkan bahwa gempa bumi yang terjadi dalam beberapa tahun lalu hanya mengalami lonjakan sebanyak 25 hingga 30 kali.
Baca Juga: Janji Ruben Onsu kepada Julia Perez Sebelum Meninggal
Efek yang terjadi karena keterlambatan rotasi Bumi ini, menyebabkan timbulnya tekanan terhadap bebatuan, lempeng Bumi dan patahan yang dekat dengan permukaan Bumi. Karena subyek-subyek ini saling terbentur, terjadilah gempa bumi.
Terakhir kali rotasi Bumi mengalami keterlambatan berputar terjadi pada 2011. Bencana pun melanda Meksiko dengan kekuatan 7,1 SR (skala Richter) pada 19 September, perbatasan Iran - Irak yang berkekuatan 7,3 SR pada 12 November, dan Kaledonia sebesar 7,0 SR pada 19 November. Imron Fajar