"Saya tak kecewa, karena hasil analisis ini sangat menarik karena alasan-alasan lain," kata Tucci.
Orang-orang Rampasasa bertubuh kecil bukan karena mereka diwarisi DNA Homo floresiensis, jelas Tucci. Nenek moyang mereka diyakini bertubuh lebih tinggi.
Tubuh-tubuh yang menyusut
Tetapi pada satu titik setelah mereka datang ke Flores, tubuh mereka menyusut - sama seperti yang terjadi pada Homo floresiensis. Tetapi di Flores, mereka bukan satu-satunya mamalia yang tubuhnya menyusut.
Gajah Flores yang termasyur tapi kini sudah punah, juga dikenal memiliki tubuh kerdil. Tinggi gajah-gajah Flores hanya setara dengan pundak manusia dewasa. Jika melihat gajah lain di Asia Tenggara, nenek moyang gajah-gajah itu diyakini tadinya bertubuh besar.
Tubuh yang berubah menjadi kerdil memang bukan hal aneh. Orang-orang pigmi - yang bertubuh pendek - juga ada di Filipina, Kepulauan Andaman di Samudera Hindia, Afrika, atau Amerika Selatan.
Perubahan tubuh mamalia menjadi kecil juga bisa dilihat pada anjing. Perubahan pada sebuah gen yang bernama IGF1 diketahui menyebabkan tubuh anjing menjadi mungil. Ini menjelaskan mengapa ada anjing raksasa seperti Great Danes dan ada pula Chihuahua yang imut.
Tetapi yang terjadi di Flores sama sekali berbeda. Pada orang-orang Rampasasa ditemukan banyak gen yang diketahui bisa mengurangi tinggi badan. Diduga ini terjadi karena tuah seleksi alam.
"Hal ini sesuai dengan penelitian kami tentang orang-orang pigmi Afrika," kata Ryan Gutenkunst,ilmuwan dari Universitas Arizona, AS.
"Ketika terjadi seleksi alam terhadap ukuran tubuh, respon tubuh ditentukan oleh variasi-variasi dalam banyak gen," lanjut dia.