Manusia bukan satu-satunya yang menyusut dan menjadi kerdil di Flores. Penelitian-penelitian lain sebelumnya menunjukkan bahwa gajah juga pernah dua kali hidup di Flores dan tubuh mamalia raksasa itu juga menyusut menjadi kerdil.
Pertanyaannya kemudian menjadi lain: tuah misterius apa yang disembunyikan Flores sehingga tubuh-tubuh penghuninya bisa menyusut?
Ketika fosil Homo floresiensis pertama kali ditemukan, banyak ilmuwan berharap tulang-belulang itu masih menyimpan kepingan-kepingan DNA. Mereka yakin karena hasil perhitungan awal menunjukkan bahwa fosil-fosil itu berusia relatif muda, sekitar 13.000 tahun.
Analisis DNA kemudian digelar, untuk mengetahui di mana posisi Homo floresiensis dalam pohon keluarga hominin. Analisis ini juga penting untuk mengakhiri salah satu perdebatan besar tentang manusia-manusia purba kerdil itu.
Beberapa peneliti meyakini bahwa fosil-fosil dari gua Liang Bua itu sebenarnya adalah manusia modern yang mengalami atau menderita masalah dalam pertumbuhan.
Tetapi kelompok lain mengatakan bahwa Homo floresiensis berasal dari cabang lain dalam pohon keluarga manusia, berkembang dari spesies Homo erectus yang fosil-fosilnya banyak ditemukan di Jawa.
Pada 2007 Herawati Sudoyo, pakar genetik dari Eijkman Institute, Bandung membawa beberapa sampel Homo floresiensis ke Green, yang ketika itu masih bekerja untuk Max Planck Institute for Evolutionary Anthopology di Jerman.
Tetapi sayangnya Green dan timnya tak berhasil memperoleh DNA dari fosil-fosil itu.
"Kami sama sekali kebingungan," aku Green.
Orang-orang Rampasasa