Tim Mahasiswa UGM Juara Dunia Olah Limbah Jadi Minyak

Senin, 23 Juli 2018 | 22:04 WIB
Tim Mahasiswa UGM Juara Dunia Olah Limbah Jadi Minyak
Tim Smart Car dari Universitas Gajah Mada [Suara.com/Somad].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Smart Car yang terdiri dari Herman Amrullah, Sholahuddin Alayyubi, Thya Laurencia Benedita Araujo, serta Naufal Muflih dari Universitas Gajah Mada (UGM) berhasil menjuarai kompetisi internasional yang diadakan Shell Ideas360.

Digelar di London, ibukota Britania Raya, tim ini mengantongi dua predikat juara dari lomba teknologi mobil cerdas. Yaitu Judges Choice dan Audience Voice. Di babak final  mereka mengalahkan finalis dari Emirat Arab, Amerika Serikat, Perancis, dan Australia.

Materi yang mereka bawakan adalah mengolah limbah sampah plastik menjadi bahan bakar mobil, melalui pemanasan menggunakan panas asap knalpot mobil yang mengubah plastik menjadi gas.

"Teknologi ini mengubah plastik menjadi bahan bakar cair. Strateginya dengan menggunakan gas CO2 dari knalpot,'' kata Herman Amrullah, tim Smart Car MCS (Microalgae Cultivation Support), di kampus UGM, Senin (23/07/2018). 

Baca Juga: Undang Megawati dan Ketua Partai Koalisi, Jokowi Makan Ikan Asin

Secara teknis, proses persiapannya adalah memotong-motong limbah plastik sampah hingga berukuran 6 - 8 mm lantas dimasukkan ke dalam tabung yang sudah dipersiapkan di dekat mesin mobil. Satu tabung, bisa memuat 2 kg sampah plastik, dan bisa dikonversikan menjadi 2L minyak.

Kendaraan sendiri ditambahi tabung penampung limbah plastik, serta saluran gas pembuangan mesin melalui knalpot. Setelah sampah diproses menjadi gas, berikutnya dialirkan ke penampungan (reaktor polirolisis) menjadi bahan dasar BBM (bahan bakar minyak).

Mobil yang diciptakan ini juga diklaim mampu mengurangi emisi karbon gas buang sekitar 16,88 persen.

“Ada wadah yang berisi MCS di bagian atas, fungsinya untuk mengurangi emisi gas buang mobil, kami lakukan penelitian laboratorium hasilnya berkurang 16 persen,” kata Herman Amrullah.

"Sementara ini, kami belum bisa mengkonversi minyak untuk langsung digunakan, harus ada pihak lain yang mengolahnya. Tetapi prinsipnya, sampah plastik awalnya dari minyak bumi, kami kembalikan menjadi minyak kembali,” imbuh Sholahuddin Alayyubi.

Baca Juga: Ayo Tebak, 2 Pengendara Berhelm Lucu Ini Lolos dari Pemeriksaan?

Hasil gagasan ini tengah diperjuangkan agar mendapatkan hak paten sebagai salah satu wujud penghargaan Hak Kekayaan Intelektual milik Indonesia. Somad

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI