Suara.com - Akhir 2017, Cina mengeluarkan kebijakan untuk melarang impor limbah plastik. Menurut penelitian, dampak kebijakan ini akan menghasilkan jutaan ton sampah terlantar tidak bisa masuk Cina.
Para peneliti di University of Georgia melakukan sebuah penelitian mengenai dampak pelarangan dan berapa banyak limbah plastik yang diimpor Cina dari 1988 hingga 2016.
Menurut studi yang dipublikasikan di Science Advances pada akhir Juni, para peneliti menemukan fakta bahwa pada 2030 total sampah yang terbengkalai akan mencapai 111 juta ton.
Juta sampah itu terbengkalai karena Cina tak bisa lagi mengimpor sampah seperti yang biasanya mereka lakukan.
Baca Juga: Perusahaan Cina Siap Produksi Senapan Laser
Dilansir dari Hitekno.com, sejak tahun 1988 hampir setengah dari sampah plastik yang ada di bumi dikirim ke Cina. Sampah plastik itu bisa berbentuk botol soda sekali pakai, pembungkus makanan, kantong plastik dan lain-lain.
Larangan dari Cina tersebut berdampak besar pada negara besar seperti Amerika. Negara itu telah mengirimkan lebih dari 10 juta ton sampah plastik selama tiga dekade terakhir.
"Anda dapat mengacaukan banyak sistem perdagangan global hanya dengan menghentikan beberapa hal dan gerakan larangan sampah adalah salah satunya," kata Daniel Hoornweg, profesor sistem energi dan ilmu nuklir di University of Ontario.
Hoornweg menjelaskan bahwa penggunaan plastik sangat tertanam di kebiasaan masyarakat sekarang sekalipun itu ada di negara maju. Sampah plastik juga sudah terlihat menumpuk di Landfill Amerika Serikat.
Setelah bertahun-tahun mengimpor limbah plastik, Cina memutuskan untuk menghentikannya. Hoornweg menjelaskan bahwa kita tidak perlu terkejut atas tindakan Cina itu.
Baca Juga: Mata-matai Warganya, Cina Gunakan Kawanan Burung Robot