4. Mengaku tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik
Meskipun Syed Saddiq lulusan International Islamic University Malaysia (IIUM) sebagai sarjana hukum dan menjadi pelatih debat internasional, tidak serta merta membuatnya menjadi fasih berbahasa Inggris. Dilansir dari Malay Mail, Syed Saddiq mengaku, ia tidak pernah mendapat nilai A dalam mata pelajaran bahasa Inggris di Malaysia, meskipun kurikulum bahasa Inggris di negaranya tidak sulit.
Pengetahuannya benar-benar parah, ia bahkan pernah berpikir bahwa Afrika adalah sebuah negara dan Mesir adalah sebuah benua. Dengan pengetahuan seperti itu, Syed Saddiq tidak pernah berpikir bahwa ia akan mencapai banyak kesuksesan.
Ketika ia mulai berdebat, ia bertekad hanya akan menjadi pembicara terbaik di Malaysia. Namun saat usianya 23 tahun, Syed Saddiq bersaing dengan universitas besar dunia seperti Oxford, Cambridge, dan Harvard dan itu membuatnya termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, ia bahkan memenangkan penghargaan Penutur Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua (ESL) terbaik.
Baca Juga: 3 TKI Malaysia Korban Kecelakaan Speedboat Dipulangkan ke NTT
5. Pernah mendapat ancaman pembunuhan
Dilansir dari Says, anak bungsu dari empat bersaudara ini pernah diduga memberikan suap sebesar 5 juta ringgit Malaysia (Rp 17 miliar) ke saluran Bersatu dan menantang Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad untuk berdebat. Pelaku mengiriminya foto yang bisa memecah belah keluarganya.
Namun, Syed Saddiq dengan berani mengatakan bahwa seberapa banyak uang suap yang ditawarkan atau seberapa parah ancaman itu dilayangkan kepada dirinya, keluarga atau teman-temannya, dia lebih memilih mati daripada kehilangan martabatnya.