Suara.com - Pada tahun 2020, Cina berencana memberikan penilaian kepada 1,4 miliar warganya berdasarkan bagaimana mereka berperilaku. Untuk memberikan penilaian atau skor tersebut, pemerintah negeri Tirai Bambu itu menggunakan pengenalan wajah, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi lainnya untuk memantau serta menilai warga negaranya.
Skor-skor ini bisa berubah berdasarkan perilaku para penduduk, salah satunya dengan melihat apakah mereka mematuhi peraturan lalu lintas seperti menyebrang jalan atau seberapa sering mereka membeli produk asli Cina, hingga ketika mereka terlalu banyak membeli video game. Jika skor yang didapat terlalu rendah, penduduk tersebut dilarang membeli tiket pesawat, menyewa rumah, mengakses internet berkecepatan tinggi atau mendapatkan pinjaman.
Sensetime, salah satu perusahaan intelijen buatan paling sukses di Cina, telah menciptakan kamera pintar untuk pemerintah yang dapat membantu menangkap penjahat tetapi juga dapat melacak masyarakat biasa. Ketika masyarakat, sepeda, mobil atau bus lewat di depan kamera pintar tersebut, maka tanda pengenal akan muncul.
"Alat itu dapat mengenali lebih dari 4.000 kendaraan. Kita bisa tahu apakah itu orang dewasa, anak-anak, pria atau wanita," ucap CEO Xu Li.
Baca Juga: Lagi, Kecerdasan Buatan "Ramalkan" Juara Piala Dunia 2018
Dengan jutaan kamera pengintai di Cina, pemerintah dapat merekam jaywalker atau seseorang yang menyebrang jalan raya sembarangan di persimpangan kota. Kinerja alat ini mirip dengan Google Glass yang dapat mengenali wajah dan terhubung langsung dengan basis data nasional pemerintah Cina.
Kini Cina sudah memasang sekitar 176 juta kamera dan berencana untuk memiliki lebih dari 600 juta kamera pada tahun 2020. [Cbsnews/Cnet]