Blockchain Bisa Jadi Solusi Lawan Peretas di Industri Keuangan

Kamis, 07 Juni 2018 | 02:15 WIB
Blockchain Bisa Jadi Solusi Lawan Peretas di Industri Keuangan
Ilustrasi jejaring blockchain. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Blockchain dapat menjadi solusi tepat untuk mencegah serangan peretas yang memanfaatkan malware di industri keuangan, demikian dikatakan Hendra Lesmana, Country General Manager Dimension Data di Jakarta, Rabu (7/6/2018).

Blockchain bisa dianalogikan seperti buku besar untuk mencatat transaksi, tetapi dalam rupa digital. Dalam blockchain, catatan-catatan transaksi yang saling bertaut-tautan akan disebarkan ke publik untuk dicek kebenarannya.

Catatan-catatan transaksi itu, yang disebut block, dilindungi oleh kriptografi dan biasanya mengandung informasi tentang transaksi, waktu transaksi itu terjadi, dan kriptografi dari block sebelumnya.

Hendra menjelaskan, konsep Blockchain yang mendistribusikan data ke semua pengguna membuatnya sulit untuk diretas.

"Susah sekali untuk diretas. Dari konsepnya susah sekali," katanya kepada awak media di Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Sistemnya yang aman, kata Hendra, membuat teknologi ini diprediksi bakal banyak digunakan oleh perbankan pada tahun ini

"Tidak hanya bank, tren 2018 penggunanya bakal banyak," lanjut dia.

Saat ini, sektor keuangan memang sangat rentan dengan serangan siber. Dalam laporan bertajuk Excecutive Guide to the NTT Security 2018 Global Threat Intelligence Report, Dimension Data menyebut bahwa sektor keuangan menjadi sasaran utama serangan siber.

Laporan tersebut menunjukkan, sektor keuangan menduduki posisi pertama dengan persentase serangan 26 persen. Jauh mengalahkan sektor teknologi yang hanya meraup 19 persen.

Hendra mengatakan industri keuangan jadi target utama, bukan karena sistem keamanan perusahaan keuangan yang lemah, tetapi karena nasabah yang kerap teledor dalam menjaga data-datanya.

"Uang bukanlah target utama peretas. Mereka mengincar data-data nasabah, misalnya surat-surat keluarga yang nasabah gunakan untuk KPR," kata Hendra.

Data-data nasabah, kata Hendra, sangatlah berharga di pasar gelap. Data nasabah akan diperjualbelikan oleh peretas untuk keuntungan pribadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI